Dunia Berubah, China Diprediksi Akan Menggeser Dominasi AS

Selasa 18-04-2023,14:09 WIB
Reporter : Reza Al-Habsyi
Editor : Reza Al-Habsyi

SIASAT.CO.ID - Dalam beberapa tahun ke depan, China diprediksi menjadi negara adidaya dan mengalahkan dominasi Amerika Serikat. China dinilai punya segala modal yang diperlukan, mulai dari strategi dagang modern, kekayaan sumber daya, luas wilayah, hingga gelembung besar populasi penduduknya.

Dilain pihak, Amerika Serikat (AS) yang selama ini dijuluki sebagai negara penguasa global, justru tengah menghadapi kerentanan akibat berbagai persoalan kompleks yang melanda.

Merujuk paparan The New Rules of War: Victory in the Age of Durable Disorder (2019), setelah 1945, perang di dunia tak hanya berada di lingkup satu negara, alias melintasi batas-batas politik negara. Hal ini disebabkan karena perang lebih didasari oleh sentimen kebangsaan dan keagamaan yang militannya bisa lintas negara. Pertarungan antara suku A dan B, bisa saja berada di 2-3 negara.

Pandangan baru inilah yang gagal dipahami oleh AS. Mereka memakai strategi perang dunia, bahwa kemenangan diraih usai membunuh pemimpin dan menghancurkan militer musuh. Dalam setiap pertempuran, AS berhasil menghancurkan militer dan pemimpin, tetapi tidak dengan ideologis atau pemikirannya yang tetap eksis.

Baca Juga: Kecolongan, Serangan Drone Menewaskan 1 Kontraktor dan Melukai 5 Tentara Amerika Serikat

Akibat gagal menghabisi akar ideologis yang lintas negara, dan terlena oleh kemenangan "semu" usai membunuh pemimpin, lahirlah berbagai kelompok ekstremis yang melahirkan gerakan terorisme global, salah satunya bernama ISIS.

Terbukti saat ISIS melancarkan aksi terorisme terhadap Barat, khususnya AS demi tercapainya kehancuran AS itu sendiri. Kasus-kasus seperti ini sebetulnya jadi bumerang bagi AS. Sejak tahun 1970-an, dan memuncak saat memasuki abad ke-20, sudah ada berbagai prediksi American Decline atau kemunduran AS.

Penyebab kemunduran saat memasuki abad ke-20 ini disebabkan karena AS membuat seluruh dunia kecewa karena agresi militer dan sistem kapitalismenya. Hal ini disampaikan oleh Nicholas Kitchen & Michael Cox dalam "Power, structural power, and American decline" (Cambridge Review of International Affairs, 2019).

Model kapitalisme AS yang sebelumnya begitu dominan, juga dipandang telah merusak politik, menghambat pertumbuhan, dan melemahkan daya tarik AS dalam tatanan global.

Baca Juga: Shou Zi Chew CEO Tiktok Disidang Kongres Amerika, Ada Apa?

Berhubung AS mulai melemah, di sinilah China muncul dan bangkit. Kebangkitan China ini justru disebabkan, lagi-lagi, oleh kebodohan AS itu sendiri.

Saat AS fokus mengacak-acak Timur Tengah yang berujung kekalahan, China, fokus berdagang dan meluaskan sayap pengaruh. Pada titik ini sebetulnya AS luput dan telat sadar kalau dirinya mengalami kemunduran.

Merujuk data IMF, pada 2000 PDB China hanya 7% dunia. Namun, dua dekade kemudian, nilainya berlipat ganda menjadi hampir 19%. Pada periode yang sama, PDB AS justru merosot dari 20% menjadi hampir 16%.

Baru-baru ini, IMF bahkan mengatakan, bahwa selama lima tahun ke depan China akan menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi global, dengan pangsa dua kali lipat dari Amerika Serikat.

Berdasarkan data World Economic Outlook (WEO) edisi April 2023 yang dirilis minggu lalu, kontribusi China dari ekspansi produk domestik bruto (PDB) global diharapkan mewakili 22,6% dari total pertumbuhan dunia hingga 2028.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler