SIASAT.CO.ID - Obsessive-compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan yang terjadi pada individu, khususnya anak, dengan ditandai adanya pengulangan perilaku secara obsesif-kompulsif sehingga dapat menghabiskan banyak waktu. OCD juga memiliki faktor yang membuat penyakit ini terjadi pada anak.
Penderita OCD biasanya memiliki pemikiran-pemikiran yang tidak bisa dikendalikan.
Merasakan ketidaknyamanan yang signifikan seperti rasa takut dan jijik, serta meyakini bahwa segala sesuatu harus dilakukan dengan cara tertentu.
Jika tidak, mereka akan merasa risih dan tidak nyaman dalam beberapa waktu.
Baca Juga: Cara Tingkatkan Hubungan Orang Tua dan Anak
OCD yang terjadi pada anak
Tanda-tanda pertama yang akan terjadi jika seseorang mengalami OCD lebih sering muncul pada masa remaja.
Namun tidak menutup kemungkinan masa kanak-kanak juga dapat memunculkan perilaku OCD.
Komplikasi yang terjadi saat memasuki tahap awal OCD biasanya ditandai dengan perilaku rendah diri, rutinitas harian yang mulai terganggu, dan sulit menyelesaikan tugas sekolah yang diberikan.
OCD yang terjadi pada anak lebih umum diderita oleh anak laki-laki dibandingkan perempuan. Namun, ketika memasuki usia dewasa pengaruh OCD pada laki-laki dan perempuan berada pada tingkat yang sama.
Baca Juga: Apa Itu Strict Parents? Lantas Bagaimana Dampaknya Terhadap Anak, Simak Penjelasannya
Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, banyak teori yang mengindentifikasi beberapa faktor terjadinya OCD, di antaranya faktor genetik, kognitif, dan lingkungan.
- Penyebab genetik
Terdapat teori yang mengatakan bahwa gen dapat memengaruhi respons otak terhadap neurotransmiter dan serotonin sehingga memilki kemungkinan berperan sebagai penyebab munculnya OCD.
- Penyebab kognitif
Teori lainnya menyebutkan bahwa OCD dipicu oleh kesalahan yang dilakukan penderita dalam menafsirkan pikiran mereka sendiri.
Kebanyakan orang memilki pikiran yang tidak mereka sukai atau mengganggu.