SIASAT.CO.ID - Bakal calon presiden, Anies Baswedan, akhirnya angkat bicara tentang hasil elektabilitas dirinya di lembaga-lembaga survei yang tidak pernah bergeser dari posisi ketiga.
Bahkan, angka survei menunjukkan kalau elektabilitas Anies selalu merosot di antara dua lawannya, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Terkait itu, Anies mengaku tidak kaget dengan hasil angka survei tersebut. Pasalnya, menurut dia, ini merupakan ulah dari para penjegal yang tengah berusaha menutupi hasil sebenarnya.
“Mungkin yang menjegal-jegal itu ingin mengatakan survei aslinya tidak seperti itu. Kalau di survei nomor 3 buat apa dijegal, kalau surveinya nomor tiga tapi dia tetap menjegal mungkin dia punya survei sesungguhnya yang kita tidak tahu. Ini logika sederhana saja, kalau dia percaya ya nggak usah dijegal tungguin saja,” ujar bacapres Koalisi Perubahan ini di acara Milad PKS ke-21, dikutip Selasa, 23 Mei 2023.
Baca Juga: Gelojoh Jokowi atas Kuasa
Kendati begitu, Anies sendiri tidak buru-buru percaya dengan apa yang sudah ditampilkan. Ia meyakini, masih ada lembaga survei lain yang menempatkan posisinya di angka tinggi.
“Jadi kalau sekarang NasDem-Demokrat-PKS di survei angkanya rendah tapi tekanannya kuat terus sesungguhnya ada survei lain yang angkanya lebih tinggi,” sambungnya.
Anies lantas menyinggung pengalaman serupa yang terjadi saat dirinya bertarung pada Pilkada 2017 silam. Saat itu, dia mengungkapkan tidak ada lembaga survei yang memang mau memenangkan namanya.
“Kami dulu ketika Pilkada DKI Jakarta, tidak ada satupun survei yang memenangkan kita,” tutur Anies, dilansir dari saluran YouTube Hersubeno Point.
“Bahkan Litbang sebuah koran sangat terkenal menempatkan kita jauh sekali di bawah, kalahnya berlebihan, sampai diujung pun kita masih kalah,” lanjutnya.
Baca Juga: Pengamat Blak-blakan Soal Kemungkinan Anies Gagal Jadi Capres: Dia Bisa Jadi Cawapres Prabowo
Oleh sebab itu, mantan menteri pendidikan ini mengaku sering mempertanyakan kebenaran angka tersebut. Ia meragukan apakah hasil yang selama ini ditunjukkan benar berdasarkan aspirasi rakyat atau olahan para penyelenggara.
“Saya sering bilang ini sebetulnya aspirasi masyarakat atau aspirasi penyelenggara survei ya, ini yang mana ya?” tuturnya.