SIASAT.CO.ID - Dalam perbincangan kesehatan mengenai diabetes, dr. Farid Kurniawan, SpPD, PhD, dokter spesialis penyakit dalam di RS Cipto Mangunkusumo, menyarankan untuk memulai skrining diabetes sejak usia 30 tahun, terutama bagi mereka dengan faktor risiko keluarga.
Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Farid menegaskan pentingnya pemeriksaan gula darah, terutama jika ada hasil di luar batas normal.
Farid menekankan bahwa skrining juga relevan untuk individu dengan berat badan berlebih, tekanan darah tinggi, dan kebiasaan merokok.
Meskipun diabetes umumnya dialami di usia di atas 40 tahun, skrining dini diperlukan untuk meningkatkan kesadaran bahwa risiko tetap ada bahkan di usia muda.
Data terbaru menunjukkan tingginya prevalensi diabetes di Indonesia pada 2018, dengan 9 dari 10 orang atau sekitar 8,9 persen menderita diabetes.
BACA JUGA:Olahraga Berlebihan Jadi Ancaman Tersembunyi Bagi Jantung
Namun, disayangkan bahwa 75 persen penderita diabetes tidak terdiagnosis, memotivasi upaya deteksi dini untuk mengurangi angka kematian akibat diabetes.
Farid juga mencatat bahwa anak-anak di bawah lima tahun dan puncaknya pada usia 11 tahun rentan terkena diabetes tipe 1, menggarisbawahi pentingnya deteksi dini pada rentang usia ini.
Gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur dan mengurangi konsumsi makanan berkalori tinggi, dianggap krusial dalam pencegahan diabetes.
Dalam upaya mengurangi angka kematian dini akibat diabetes, Kementerian Kesehatan berencana meningkatkan skrining.
Farid juga menyoroti perlunya perubahan gaya hidup, termasuk menghentikan merokok, mengelola stres, dan istirahat yang cukup.
BACA JUGA:Tips Bikin Teh Celup untuk Kesehatan Tubuh ala Petik Tea Bar
Melalui diskusi tentang diabetes, Farid berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan dan memotivasi pasien diabetes untuk tetap konsisten dengan pengobatan mereka.