Duh, Arogan dalam Persidangan, Sosok Teddy Minahas Dianggap Pendendam!

Jumat 03-03-2023,23:33 WIB
Reporter : Bustamil Arifin
Editor : Bustamil Arifin

SIASAT.CO.ID - Sosok Teddy Minahasa saat ini masih menjadi sorotan, sikap arogan dirinya terlihat saat mantan Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat itu hadir dalam sidang pengadilan.

Melansir dari kanal YouTube Presisi, sikap arogan dan terlihat merasa masih berkuasa Teddy Minahasa ini ditunjukan beberapa kali dalam persidangan dirinya dan ini menambah panjang daftar sikap arogansi Teddy Minahasa yang diketahui publik.

Bahkan attitude dari mantan Komisaris Besar (Kombes), ini dianggap pernah tidak bersahabat dengan Presiden Joko Widodo atas sikapnya tersebut.

Tak hanya sikap arogansi yang diperlihatkan, power jabatan yang saat ini masih ia dapatkan menjadi bergaining diri ketika didalam persidangan.

Bukan hanya itu, para saksi dan juga jaksa bahkan tak luput dari sasaran emosional Irjen Teddy Minahasa.

Mantan anak buah Teddy Minahasa yang juga menjadi terdakwa dalam kasus tersebut yakni AKBP Dody Prawiranegara juga membongkar tabiat emosional mantan atasannya tersebut.

AKBP Dody Prawiranegara menyebut jika Irjen Teddy Minahasa berwatak pendendam dan powerfull serta perfeksionis.

“Beliau ini pendendam yang mulia saya takut, pada saat itu takut yang mulia, saya sangat depresi pada saat itu, beliau powerfull, perfeksionis, salah satu Kapolda terkaya di Indonesia versi LHKPN tahun 2022 kemudian beliau mantan ajudan Capres, kemudian jaringan beliau luas, jenderal tercepat yang mulia, saya takut yang mulia saya cuma AKBP,” jelas Dody Prawiranegara saat menjadi saksi dalam persidangan, dilansir dari kanal YouTube Presisi Polri.

Sikap dan perilaku Teddy dalam proses persidangan menunjukkan kualitas mentalnya.

Melansir Galen dalam sebuah penelitiannya, yang hidup sekitar 129-200 Masehi, mengatakan menjelaskan dampak tempramental perilaku manusia.

Melalui bukunya yang berjudul “De Temperamentis”, munculah istilah sanguinis, koleris, melankolis, dan phlegmatis yang didasarkan pada keempat jenis cairan tubuh manusia ini.

Kemudian konsep ini terus digunakan, dan mungkin adalah Florence Littauer yang pada tahun 1980an mempopulerkan konsep empat temperamen ini zaman modern melalui buku “Personality Plus”.

Artinya: "sesungguhnya manusia dapat berubah sikap dan watak berdasarkan apa yang telah dirinya miliki," ujar Galen dalam De Temperamentis.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler