Menikah Muda Namun Tunda Memiliki Anak: Haruskah Childfree

Rabu 15-03-2023,08:57 WIB
Reporter : Bustamil Arifin
Editor : Bustamil Arifin

SIASAT.CO.ID - Memiliki keturunan (anak) adalah harapan dari setiap pasangan yang telah menikah. Anak menjadi alasan setiap pasanga agar dapat memperoleh kebahagian yang lebih dalam hubungan pernikahan.

Namun walaupun anak dianggap sebagai sumber kebahagiaan dalam berkeluarga, ada juga pasangan yang sudah menikah enggan atau tidak ingin memiliki anak.

Terlihat kurang wajar di mata masyarakat bahkan mereka (pasangan yang tidak ingin memiliki anak) dihakimi dan dianggap egois karena tidak mau memberikan kebahagiaan tambahan pada anggota keluarga lain.

Bahkan belum lama ini Youtuber sekaligus influencer Gita Savitri alias Gitasav ramai diperbincangkan oleh masyarakat di media sosial.

Hal itu terjadi usai dirinya kembali melontarkan kalimat kontroversial yang mengaitkan antara kondisi awet muda seseorang dengan kehadiran anak dalam kehidupan.

Tulisan Gita tersebut sontak membuat netizen bahkan para artis merasa gemas. Bahkan tak sedikit netizen bahkan artis melayangkan sindiran kepadanya.

Bukan lantaran keinginannya untuk tidak memiliki anak dalam pernikahannya dengan Paul Partohap alias childfree. Tetapi lantaran ia menyebut bahwa wajahnya awet muda lantaran ia bisa tidur 8 jam sehari, tidak stress dengan teriakan anak-anak, hingga bisa melakukan botox saat keriput mulai muncul lantaran memiliki uang.

"Tidak punya anak memang anti penuaan alami. Kamu bisa tidur selama 8 jam setiap hari. Tidak stress mendengar teriakan anak-anak. Dan saat kamu akhirnya keriput, kamu punya uang untuk membayar botox," tulisnya.

Sudah banyak cerita jika kehamilan perempuan akan mengalami perubahan hormon yang cukup drastis, melebihi sikap perempuan ketika mengalami haid.

Fakta mencengangkan dikeluarkan oleh Menneg PP dan UNFPA 2000. 2,3 juta tindakan aborsi yang dilakukan di Indonesia setiap tahun.

Hal lainnya, kebanyakan tindakan aborsi dilakukan dengan tidak aman dan seringkali mengakibatkan kematian ibu sebesar 30 – 35 persen.

Fakta lainnya, aborsi dilakukan oleh 89 persen perempuan yang sudah menikah. Dimensi gender dari buku mengatakan laki-laki seringkali tidak bertanggungjawab dalam menanggung beban kehamilan yang tidak diinginkan.

Melihat data-data tersebut, jika fase kehamilan merupakan fase yang harus kedua belah pihak, baik istri atau suami.

Selain itu berbagai ketakutan akan proses kehamilan, proses mengurus anak dan ketakutan terhadap hal-hal lain yang berhubungan dengan keberadaan anak membuat pasangan memilih untuk tidak memiliki anak.

Kita sebagai manusia yang sudah mengalami berbagai pengalaman di dunia dan merasakan perkembangan serta permasalahan yang ada mungkin juga enggan membiarkan anak kita kelak untuk menghadapi kejamnya dunia.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler