Potensi Pasangan Mahfud MD dan Ganjar Pranowo

Potensi Pasangan Mahfud MD dan Ganjar Pranowo

Oleh: Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo, Lc

(Alumnus Jurusan Sejarah dan Peradaban Universitas Al Azhar Cairo Mesir)

BEBERAPA waktu lalu Prof AS Hikam, pakar fikih yang menjadi menteri riset dan teknologi di era almarhum Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyampaikan pendapatnya di channel youtube Padasuka TV, soal potensi Mahfud MD sebagai calon presiden (capres) jika dipasangkan dengan Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden (cawapres) dalam kontentasi politik 2024 mendatang.

Kita dapat lihat dari beberapa sisi, keduanya dapat saling melengkapi. Figur Mahfud MD, kaya akan pengalaman. Berangkat dari santri kemudian menjadi aktifis dan cendikiawan dengan berkecimpung sebagai dosen hingga guru besar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Keragaman di UII menjadikan figur Mahfud MD dapat diterima di semua kalangan Umat Islam, baik dari asalnya Nahdlatul Ulama (NU), atau bahkan Muhammadiyah. Mengingat Mahfud MD aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang di dalamnya banyak tokoh Muhammadiyah, salah satunya adalah Amien Rais.

Kedekatannya dengan Presiden Gus Dur kemudian mengantarnya ke panggung nasional. Tidak tanggung-tanggung, jabatan politik pertama yang diemban di pundaknya adalah menteri pertahanan (menhan). Reformasi konstitusional dan birokrasi kultural yang diamanahkan kepada Presiden Gus Dur, dilaksanakan oleh Mahfud MD dengan sejumlah peraturan tingkat menteri yang bersifat teknis.

Baca Juga: Tim Mahfud MD Turun Tangan, Temui Keluarga Tiktokers Awbimax

Menjelang Presiden Gus Dur dilengserkan melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Mahfud MD juga menjabat sebagai menteri hukum dan HAM (menkumham) dalam waktu yang singkat. Pada tahun 2004, Mahfud MD terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), hanya kemudian pada tahun 2008 terpilih sebagai ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

Nama Mahfud MD lebih bersinar saat memimpin MK, banyak terobosan yang dilakukan. Bahkan, upaya suap yang ditujukan kepadanya oleh mantan Bendahara Umum Partai Demorkat M.

Nazaruddin, diselesaikannya di Istana Negara. Mahfud MD tampil mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, mengungkapkan upaya M. Nazaruddin menyuap dirinya. Banyak pihak menilai, Mahfud MD mewarisi ‘jurus dewa mabuk’ Presiden Gus Dur.

Sementara Ganjar Pranowo, memulai karirnya sebagai aktifis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), organisasi kemahasiswaan yang berafiliasi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) dan kemudian Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Potensi suara Ganjar Pranowo sebagai anggota DPR dari Jawa Tengah, kemudian mendorong PDIP menugaskannya sebagai petugas partai untuk maju sebagai Gubernur Jawa Tengah, dan berhasil.

Baca Juga: Menkopolhukam Mahfud MD: Perdagangan Orang di Batam Libatkan Oknum Aparat dan Pemerintah

Pada periode kedua, Ganjar Pranowo menggandeng Gus Taj Yasin, politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Tidak hanya PDIP dan PPP, Partai Demokrat (PD) juga mendukung pasangan Ganjar Pranowo dan Gus Taj Yasin, dan menang.

Gaya komunikasi ala Wong Jowo, yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo membuatnya diminati oleh sejumlah kalangan, terutamanya kalangan muda. Kasus Piala Dunia U-20 yang juga menyeret Ganjar Pranowo karena dianggap sebagai salah satu pihak yang berperan dalam batalnya Indonesia sebagai tuan rumah, juga diselesaikan dengan model komunikasi ala Wong Jowo, menyampaikan apa adanya dan mendengar.

Sumber: