Semakin Tegang, Kondisi Perang di Sudan Tewaskan 25 Orang

Semakin Tegang, Kondisi Perang di Sudan Tewaskan 25 Orang

SIASAT.CO.ID - Situasi di Sudan semakin tegang karena terjadi bentrokan antara tentara dan pasukan Paramiliter Pendukung Cepat (RSF) yang bersaing untuk merebut kekuasaan di negara tersebut, dalam beberapa jam terakhir.

Diketahui, pada Minggu 23 April 2023, militer Sudan melancarkan serangan udara di pangkalan pasukan paramiliter yang terletak di Kota Omdurman, wilayah yang dekat dengan ibu kota Khartoum.

Pertempuran antara militer Sudan dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) sudah terjadi sejak beberapa hari ke belakang.

Baca juga: Luhut Gagal Nego Terkait Bunga Proyek Kereta Cepat, Pengamat: Indonesia Bisa Masuk Perangkap Hutang China

Melansir Reuters, pertempuran yang terjadi mengancam keberhasilan transisi ke pemerintahan sipil di Sudan.

Sejumlah saksi mata menyebut dentuman suara artileri terdengar di Khartoum, Omdurman, dan Bahri pada Minggu dini hari.

Tak hanya itu, di kota Port Sudan yang terletak di dekat Laut Merah, beberapa saksi mata juga melaporkan mendengar suara dentuman serupa.

Di lain pihak, otoritas kesehatan Sudan sebelumnya melaporkan bahwa setidaknya 25 orang telah tewas dan 183 orang lainnya terluka dalam pertempuran antara militer Sudan dan RSF, sejak beberapa jam terakhir ini.

Baca juga: TNI AL Gelar Mudik Gratis Kapal Perang Lebaran 2023, Cek Syarat dan Ketentuannya

Korban tewas akibat pertempuran tersebut berasal dari berbagai tempat seperti bandara Khartoum, Omdurman, Nyala, El Obeid, dan El Fasher.

Sementara itu genjatan senjata selama 24 jam gagal setelah pertempuran terus berlangsung tanpa jeda di Sudan sehingga mengkhawatirkan perang akan berkepanjangan dan warga makin ketakutan.

Pasukan 2 (dua) jenderal yang bersaing, angkatan bersenjata pemerintah melawan paramiliter Pasukan Gerak Cepat (RSF), bahkan bertempur di jalanan untuk hari yang kelima sehingga menghancurkan gencatan senjata yang ditengahi secara internasional.

Kedua jenderal tertinggi di Sudan tampaknya bertekad untuk menghancurkan satu sama lain dalam pertarungan yang berpotensi berkepanjangan untuk menguasai negara.

Itu juga menggarisbawahi ketidakmampuan komunitas internasional untuk menghentikan kekerasan, dengan jutaan orang terjebak dalam baku tembak, meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat dan kekuatan regional.

Sumber: