Kantin Kampus: Solusi Intelektual Kekinian

Kantin Kampus: Solusi Intelektual Kekinian

ADA seorang teman yang mengeluh karena proposal tesisnya tidak kunjung rampung. Ia mengaku sudah melakukan berbagai cara, namun tetap mengalami kebuntuan.

Tanpa basa-basi, saya sarankan ia untuk sering-sering ngopi di kantin, karena banyak hidayah di sana. Anda bisa bincang-bincang mengenai berbagai hal, dari persoalan Tuhan, polemik teologis, putus cinta, kiat-kiat berumah tangga, sampai pada tesis dan disertasi.

Mendengar saran itu, ia lantas tersenyum kecil-seakan tak percaya dan menganggap ucapan saya sebagai candaan belaka. Karena kesal melihat ekspresi nyinyirnya, saya langsung tinggalkan meja.

“Cobalah sedikit terbuka," kata saya.

"Apanya yang terbuka?" tanyanya.

"Otakmu," tegas saya.

Karena sudah mempunyai Stereotipe yang buruk terhadap kantin, sebagian teman lebih memilih ruangan privasi sembari membawa laptop untuk membangun ide.

Padahal metode tersebut sangat kuno dan patut direvisi, melihat banyak teman-teman yang gagal ketika memilih cara-cara ini. Mungkin mereka menganggap bahwa kantin adalah tempat bersantai para kaum pemalas, kumpulan orang tukang ngobrol kosong dan cekikikan.

Baca Juga: Seminar Horor di Kalibata

Kendati tuduhan tersebut tidak semuanya salah, tapi tampaknya perlu sedikit dikoreksi. Ini sebenarnya mitos dan warisan lama yang dibangun oleh agen kapitalis sawo matang demi agenda tertentu. Dan sayangnya beberapa teman masih terjebak.

Perlu saya jelaskan sedikit, ada sebuah mitos di dunia pendidikan, bahwa orang yang cerdas itu adalah orang-orang kutu buku, berkaca mata, tidak merokok, introvert, kaku, sedikit bicara, tidak pernah mau bercanda dan tidak suka kopi hitam.

Sehingga, orang-orang yang tidak mempunyai karakter semacam itu dianggap hanya sebagai pelengkap dan pernik-pernik di kampus. Padahal zaman terus berkembang, dan banyak nilai-nilai yang berubah.

Mungkin pada kesempatan lain, saya akan jelaskan siapa yang dimaksud dengan “kapitalis sawo matang” berserta motif-motif dan agenda terselubungnya.

Baru-baru ini ada sebuah riset yang membuktikan bahwa kantin Pascasarjana UIN Jakarta dan beberapa kantin dari berbagai kampus lainnya, mempunyai semacam energi potensial yang dapat meningkatkan intelektualitas mahasiswa secara berangsur-angsur.

Sumber: