Seni Sebagai Interupsi Dominasi

Seni Sebagai Interupsi Dominasi

Oleh karena itu, ditengah disorientasi ini, penting untuk kita menghidupkan kembali suara kesenian yang lekat dengan gagasan kerakyatan, seni yang bertujuan menyadarkan masyarakat akan kondisi yang sedang terjadi. Sehingga memiliki implikasi signifikan untuk perubahan. Sebagaimana para pendahulu kita yang begitu antusias menjadikan seni sebagai alat transformasi dan penyadaran.

Tentu kita ingat dengan gerakan Lekra dan Manikebu, dengan berbagai polemik kebudayaannya. Meski berbeda, tapi bermuara pada semangat yang sama. Yaitu bersama-sama melawan penindasan
dan menentang imperealisme, melalui abstraksi seni dan corak cultural.

Ada pula nama-nama yang mungkin tidak asing lagi di telinga kita, seperti Khairil Anwar, Muhammad Arief, Rendra, Wiji tukul, Iwan Fals dan`masih banyak lagi tokoh-tokoh brilian lainnya. Basis kesenian mereka adalah dekonstruksi sosial, ujungnya adalah menggugat ketimpangan dan menyuarakan keadilan yang hari ini tampak sepi dibicarakan.

Baca Juga: Puasa di Berbagai Agama

Ala Kulli Hal, ekspresi seni adalah representasi dari gerak dialektis manusia, sebagai sebuah interupsi terhadap setiap dominasi. Mewujud secara estetik yang kadang terlihat polos tapi tak selalu sederhana. Oleh karena itu, seniman sejati akan selalu gusar dengan fenomena ketertindasan ataupun kecantikan buatan.

Sumber: