Penembak Kantor MUI Ngaku Sebagai Nabi dan Tuhan, Guntur Romli: Ada Masalah Kejiwaan

Penembak Kantor MUI Ngaku Sebagai Nabi dan Tuhan, Guntur Romli: Ada Masalah Kejiwaan

SIASAT.CO.ID - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Mohamad Guntur Romli, mengungkap identitas pelaku penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 2 Mei 2023.

Guntur mengatakan, pelaku penyerangan bersenjata api itu bernama Mustofa NR. Ia merupakan seorang petani kelahiran Suka Jaya, Lampung, 1962.

Ketua Umum Ganjarian Spartan Ganjar Pranowo ini juga menduga bahwa pelaku tunggal penembakan itu mengidap gangguan kejiwaan sehingga nekat memberondong kantor MUI dengan tembakan.

Pasalnya, kata Guntur, Mustofa sempat mengaku dirinya sebagai Tuhan dan Nabi saat melakukan aksi penyerangan.

Baca Juga: Pelaku Penembakan di Gedung MUI Berhasil Ditangkap, Namun Meninggal saat Dilarikan ke Rumah Sakit

“Katanya pelaku ngamu nabi dan tuhan, kalau ini benar berarti kemungkinan pelaku ada masalah kejiwaan. Masalah kejiwaan yang tidak terlalu parah itu mengaku paling benar dan paling suci. Kalau udah parah ngaku tuhan dan nabi,” beber Guntur Romli, dikutip dari akun Facebook miliknya, Selasa, 2 Mei 2023.

Sementara itu, aksi penembakan di kantor MUI Jakarta Pusat yang dilakukan Mustofa menyebabkan beberapa orang terluka. Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit.

Polres Metro Jakarta Pusat mengaku berhasil membekuk pelaku sesaat setelah penembakan. Namun, yang bersangkutan disebut telah meninggal dunia.

Informasi tersebut sebagaimana disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Komarudin. Dia mengatakan, pelaku penyerangan sudah berhasil dilumpuhkan.

Baca Juga: Gerakan Pemuda Ka’bah Minta Polisi Ungkap Penembakan di MUI

Pelaku yang belum diketahui identitasnya itu dinyatakan tewas setelah melancarkan aksinya tersebut

"Pelaku sudah meninggal," Kombes Pol Komarudin kepada wartawan, Selasa, 2 Mei 2023.

Sayangnya, pihak kepolisian enggan menjelaskan lebih lanjut terkait penyebab kematian pelaku. Hal ini yang kemudian membuat Guntur Romli keheranan.

Menurutnya, kematian pelaku justru harus dipublikasikan ke masyarakat untuk menghindari berbagai anggapan liar.

Sumber: