Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,03 Persen, Menko Airlangga : Negara Lain Belum Recover, Kita Sudah Dulua

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,03 Persen, Menko Airlangga : Negara Lain Belum Recover, Kita Sudah Dulua

SIASAT.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah perlambatan ekonomi global. Realisasinya sebesar 5,03 persen secara tahunan pada kuartal I-2023 menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Indonesia bergabung dengan G20 pada tahun 1999. G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Saat itu, Indonesia dalam tahap pemulihan setelah krisis ekonomi 1997-1998 dan dinilai sebagai emerging economy yang mempunyai ukuran dan potensi ekonomi sangat besar di kawasan Asia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi yang tertinggi kedua di antara negara-negara dengan perekonomian terbesar yakni G20.

Baca juga: Viral, Rombongan Mobil Jokowi Lewati Jalan Rusak di Lampung, Netizen: Lho Ini Bikin Pusing Pemda Bukannya Lewat yang Mulus

"Pertumbuhan ekonomi kita 5,03 persen itu kan salah satu yang tertinggi atau nomor 2 di antara G20," ujar Airlangga, dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat 5 Mei 2023.

Sebagai tambahan informasi, sebagian negara anggota G20 memang telah mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Akan tetapi, sebagian negara belum merilis data tersebut.

Melansir data Trading Economics, Indonesia memang menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara G20.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi China dengan pertumbuhan 4,5 persen, Meksiko tumbuh 3,9 persen, Amerika Serikat tumbuh 1,6 persen, Korea Selatan tumbuh 0,8 persen, Singapura tumbuh 0,1 persen, serta Jerman yang justru terkontraksi perekonomiannya sebesar 0,1 persen.

Baca juga: Viral, Mamat Alkatiri Unggah Video Abdur Arsyad Ditangkap Polisi, Benarkah?

"Jadi di tengah dunia yang pertumbuhan melambat, yang lain belum recover, kita sudah recover duluan," tambahnya.

Menurut Airlangga, kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari aktivitas masyarakat yang mulai pulih pasca status PPKM dicabut pada akhir tahun lalu.

Dengan semakin tingginya aktivitas masyarakat, sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari konsumsi rumah tangga mengalami pertumbuhan sebesar 4,54 persen secara tahunan.

“Ini tentu seiring dengan dihentikannya PPKM akhir tahun lalu sehingga mobilitas masyarakat meninggi," katanya.

Selain itu, reformasi struktural yang dilakukan pemerintah dinilai juga telah membuahkan hasil positif, sehingga sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari investasi tumbuh sebesar 2,11 persen.

Sumber: