Mitos Gangguan Bipolar dan Fakta di Baliknya

Mitos Gangguan Bipolar dan Fakta di Baliknya

SIASAT.CO.ID - Setiap orang pasti sudah tidak asing lagi mendengar istilah gangguan bipolar. Namun, siapa sangka, bahwa ternyata masih banyak kesalahpahaman bahkan mitos di masyarakat terkait penyakit mental yang satu ini.

Mitos mengenai bipolar menimbulkan stigma yang salah bagi individu yang mengalami penyakit ini dan berdampak pada pemahaman serta dukungan yang mereka terima.

Berikut ini mitos umum dan fakta dibalik gangguan bipolar:

  1. Gangguan bipolar hanya perubahan suasana hati

Gangguan bipolar sama dengan perubahan suasana hati, merupakan kesalahpahaman yang dipegang secara luas.

Rasa marah, sedih, bahagia, dll. Adalah emosi umum yang sering terjadi pada waktu yang berbeda-beda.

Ilustrasi bipolar

Baik ditimbulkan karena peristiwa eksternal maupun peristiwa internal. Nyatanya, gangguan bipolar bukan hanya perubahan suasana hati yang terjadi secara ekstrim tetapi juga mencakup energi, perilaku, rutinitas harian dan gangguan tidur.

Baca Juga: Mitos Kesehatan Mental

  1. Hanya ada satu jenis gangguan bipolar

Banyak orang yang beranggapan secara khusus seperti apa rupa seseorang yang memiliki gangguan bipolar. Namun ternyata ada tiga gangguan bipolar berbeda yang harus dipahami.

Bipolar 1: Ditandai dengan satu atau lebih episode manik dan satu atau lebih episode depresi

Bipolar 2: Ditandai dengan episode depresi dan episode hipomanik (tipe mania yang belum terlalu parah)

Gangguan siklotimik: beberapa periode akan menunjukan gejala hipomanik dan gejala depresi yang berlangsung selama dua tahun meskipun tanpa memenuhi kriteria pada episode hipomanik dan depresi

  1. Obat adalah satu-satunya pilihan pengobatan

Meskipun pengobatan efektif dilakukan bagi orang dengan gangguan bipolar. Namun hal tersebut bukan satu-satunya pilihan yang ada.

Psikoterapi dapat menjadi bagian integral dari proses perawatan untuk memberikan keterampilan yang berharga sehingga mampu menentang pola pikir negatif yang muncul yang tidak tepat dan mengembangkan strategi penanggulangan untuk mengatasi emosi mereka yang meluap-luap.

Baca Juga: Suka Memalsukan Sikap Positif Bahaya Bagi Kesehatan Mental

Sumber: