Rumput JIS atau Rumput Anies?

Rumput JIS atau Rumput Anies?

ADA ungkapan populer yang mengatakan: "rumput tetangga lebih hijau". Entah bagaimana asal-usul ungkapan ini, yang jelas menyindir orang yang lebih suka melihat istri tetangganya daripada istri sendiri.

Meskipun istri sendiri cantik dan menarik, tapi yang ada di tetangga terlihat lebih segar. Ungkapan ini sangat kasar dan merendahkan kaum wanita dengan membandingkannya dengan rumput, bukan bunga misalnya.

Saat ini, perhatian terhadap rumput semakin populer karena Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17. Acara ini diyakini akan terasa kurang lengkap jika tidak diselenggarakan di Jakarta sebagai ibu kota negara sebelum ibu kota dipindahkan. Jakarta sebenarnya memiliki stadion megah, yaitu Gelora Bung Karno.

Sayangnya, stadion ini telah disewakan untuk konser musik Coldplay pada saat yang sama dengan penyelenggaraan Piala Dunia kategori remaja tersebut. Oleh karena itu, pilihan jatuh pada Jakarta International Stadium (JIS). Nah, rumput di stadion itu yang menjadi masalah, tidak seindah milik tetangga.

Pada awalnya, banyak hal yang dipermasalahkan. Jumlah pintu keluar masuk stadion yang kurang, pengunjung kesulitan mendapatkan tempat parkir, mobil pemain sepak bola tidak dapat masuk ke stadion, dan bahkan batas antara penonton dan lapangan yang tidak kuat. Namun, semua masalah tersebut mereda dan perhatian beralih pada masalah rumput.

Baca Juga: Mimpi SBY: Rekonsiliasi, Koalisi, dan Pemimpin Beda Visi

Bukankah rumput di JIS sama dengan yang digunakan di stadion kelas dunia di Eropa? Rumput di JIS menggunakan jenis hibrida, yaitu perpaduan antara rumput sintetis dan alami. Jenis rumput ini digunakan di Stadion Allianz milik Bayern Muenchen, Stadion Wanda Metropolitano milik Atletico Madrid, Stadion Tottenham Hotspur, dan banyak lainnya. Ini adalah jenis rumput yang sesuai dengan standar FIFA.

Namun, ada yang tidak beres dengan JIS. Maka, kesalahannya pun dicari. Menurut pakar rumput yang dikutip oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono, cara menanam rumputnya yang salah.

Rumput ditanam terlalu dangkal di karpet sintetis sehingga akarnya tidak kuat. Selain itu, ada masalah dengan pencahayaan di JIS: ada area yang tidak terkena sinar matahari sepanjang hari.

Ketum PSSI Erick Thohir saat mengecek rumput di JIS. (Foto: Dok. PSSI)

Oleh karena itu, JIS perlu direnovasi. Rumput harus diganti, setidaknya ditanam kembali. Jika tidak, FIFA tidak akan merekomendasikan Piala Dunia U-17 diselenggarakan di JIS. Itulah kesimpulan Menteri PUPR setelah mengunjungi JIS bersama Ketua Umum PSSI yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir, dan penjabat Gubernur Jakarta. Apakah sudah memanggil FIFA untuk memeriksa rumput ini? Ternyata belum, hanya dugaan bahwa FIFA akan menolaknya.

Bagaimana dengan mutu JIS ini?

Masyarakat tidak dapat memperoleh berita yang pasti karena semuanya dapat diguncang-guncangkan sesuai dengan kepentingan tertentu. Terutama masyarakat biasa yang berada jauh dari Jakarta.

Kepentingan yang dimaksud adalah apakah kesuksesan penyelenggaraan Piala Dunia U-17 benar-benar untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia atau untuk kepentingan pemilihan umum dan pemilihan presiden? Harap diingat bahwa saat ini kita berada dalam masa kampanye saat penyelenggaraan Piala Dunia ini.

Sumber: