Bekas Narapidana Teroris Arif Nyesel Belajar Agama Lewat Internet

Bekas Narapidana Teroris Arif Nyesel Belajar Agama Lewat Internet

Eks teroris Arif menyesal belajar agama lewat internet.--Foto: istimewa

Selama di penjara, Arif merenung dan menyadari bahwa jika ia belajar agama dengan cara yang benar, ia tak akan pernah terjerumus ke dalam terorisme. "Saya percaya jika saya belajar dengan pengajaran yang benar, dari ulama yang kompeten dan memiliki silsilah ilmu yang jelas, saya tak akan menjadi teroris," katanya.

Kisah hidup Arif mencerminkan bahaya informasi yang salah dan pergaulan yang keliru di dunia digital, menurut Prof Mukri, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung.

"Ini adalah peringatan bagi kita bahwa dalam mencari ilmu agama, kita harus memilih sumber yang tepat dan mendapat bimbingan yang benar," kata Prof Mukri.

Terutama di era modern ini, dengan kemajuan seperti Kecerdasan Buatan (AI), kita harus bijak dalam menghadapi banjir informasi di media sosial. Jika teknologi dan ideologi tak diatur dengan benar, bisa berdampak berbahaya. Perselisihan hingga konflik bisa muncul dari aktivitas yang salah di dunia digital.

"Perang paling mengerikan timbul karena membela ideologi dan keyakinan," ungkapnya.

Oleh karena itu, teknologi perlu diimbangi dengan kemampuan penggunaan yang bijak, jika tidak, bisa berujung malapetaka. Sekarang, bukan hanya kelaparan, perang, dan pandemi yang bisa merusak manusia, Kecerdasan Buatan (AI) di dunia digital juga memiliki potensi untuk menghancurkan manusia jika tak dihadapi dengan baik.

Sumber: