Suara Kaum Rebahan

Suara Kaum Rebahan

ADA yang belum selesai, ada yang belum terurai. Batin-batin tersakiti masih berteriak di ujung kegelapan. Dibungkam oleh rantai-rantai besi kehidupan, hingga lebam.

Merekalah Kaum Rebahan, menarik diri dari hiruk anomali. Dengkurnya telah memporak-porandakan perhelatan akbar robot-robot industri, dalam persaingan semu dan saling membunuh.

Mereka menolak sama dan mencoba melawan. Menggugat normativitas kepala-kepala tumpul yang ngebet ingin jadi panglima.

Mereka muak pada pencitraan artifisial, yang terus didorong karena tuntutan kapital. Pura-pura sederhana depan kamera, sang pelaku penindas mengaku tertindas. Yang berlagak kaya menggadaikan diri, lalu membual tentang hidup dan prestasi.

Kaum Rebahan adalah seniman tersembunyi, sukar bangun pagi dan rela disalahpahami. Menggaruk luka ditepian-tepian trotoar, menggugat kemapanan ideologi yang diagamakan, atau pembangunan yang diberhalakan.

Sepi bersama mereka, keheningan adalah cinta, kontemplasi dan revolusi, kesadaran hakiki nan murni.

Salam atas kalian wahai yang dianggap pecundang, kepada tukang cukur yang tersungkur, tukang gojek yang diejek, tukang jahit yang terbelit, abang kuli yang tersakiti, praktisi rebahan yang tertikam, kepada saksi-saksi kehidupan yang terabaikan, membisu saat dijadikan contoh kegagalan.

Sumber: