Flexing dan Segala Kegilaannya

Flexing dan Segala Kegilaannya

Kita dapat membayangkan ketika para artis dengan bangga memamerkan barang mewah diberbagai platform media sosial, namun di waktu yang sama, seorang ibu tertunduk lesu sambil membelai anaknya di sudut jalan-menanti datangnya makanan. Bagaimana perasaan keluarga kecil yang hidup dipojokan kontrakan kumuh ketika melihat para anak pejabat pamer harta tanpa jeri payah, bahkan menampilkan kepongahan di atas derita orang-orang susah?

Di manakah nurani itu?

Bukankah semua agama mengecam perilaku ria, boros, sombong, dan iri hati. Bukankah etika menuntut kita agar dapat menjaga perasaan orang lain. Apakah mesti segila itu demi mengais pujian dan pengakuan? Padahal semua itu belum tentu membawa kita pada kesuksesan sejati maupun kebahagiaan yang hakiki.

Sumber: