Gen Z Mesti Tahu Pentingnya Memahami Pribumisasi Islam

Gen Z Mesti Tahu Pentingnya Memahami Pribumisasi Islam

SIASAT.CO.ID - Agama (Islam) dan budaya mempunyai independensi masing-masing, tetapi keduanya mempunyai wilayah tumpang tindih.

Agama (Islam) bersumberkan wahyu dan memiliki norma-normanya sendiri. Karena bersifat normatif, maka ia cenderung menjadi permanen.

Sementara itu budaya adalah buatan manusia, karenanya ia berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan cenderung untuk selalu berubah.

Lantas apakah Agama dan Budaya tak dapat berebolasi dalam kehidupan?

Berkaitan dengan hal tersebut, Pendakwah Habib Ja'far Husain memberikan pencerahan.

Habib Husein Ja’far Al Hadar atau yang biasa dipanggil Habib Ja’far melihat, kesadaran anak muda atau Gen Z untuk belajar Islam sekarang sudah sangat tinggi.

“Kesadaran untuk belajar Islam itu kan sekarang tinggi sekali. Angkanya itu di anak muda sampai 63 persen. Tapi kan kesadaran pembelajarannya itu tidak diikuti dengan literasi yang baik. Media sosial kita juga begitu. Kita itu negara dengan literasi terendah, tapi komentar tertinggi di medsos,” ujar Habib Ja’far dikutip dari Islam.co.id

Lebih lanjut ia menyatakan bahwa memang banyak sekali generasi milenial kita yang muslim tidak mengenalnya. Untuk itu, ia mengajak mengenal konsep ini.

“Pribumisasi islam perlu membangun suatu metodologi agar orang bisa tahu apa yang kemudian dimaksud dengan konsep ini. Pribumisasi Islam itu penting untuk melihat isu keIslaman dan zaman,” lanjutnya.

Ia pun merasa pribumisasi Islam itu menjadi hal yang sangat mendasar. Karena sangat cocok untuk dikonseptualkan.

“Kalau metodologi (pribumisasi) ini belum siap maka tidak akan ada tindak lanjut, itu PR besarnya,” paparnya.

Untuk itu, dalam sejarah Islam anak muda juga memiliki peranan yang penting.

Beberapa contohnya yakni dari kalangan pria ada Zaid bin Tsabit yang dipilih untuk menulis wahyu dan berasal dari anak muda, kemudian ada Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang terpilih menjadi Khalifah dan merupakan anak muda.

Dari kalangan perempuan, Sayyidah Aisyah ra. yang menjadi penulis dan perawi hadits terbesar dalam merawikan hadis baik dalam kalangan perempuan ataupun laki-laki.

Sumber: