Slot Keyakinan

Slot Keyakinan

Ugi akan memainkan total maxwinnya lagi di akun milikku, sekaligus meminta Noor juga memberikan hasil JP-nya untuk ditambahkan dalam permainan selanjutnya. Ide ini tergerak karena aku tergolong pemain baru yang belum pernah dapat Maxwin. Berdasar keyakinan itulah Ugi dan Noor punya harapan atas keuntungan yang lebih besar lagi.

Baca Juga: Seminar Horor di Kalibata

Setelah proses Withdraw dan mendepositkan lagi keuntungan tadi ke akun milikku, babak baru di mulai, keseruan sebelumnya hadir kembali, riuh rendah tawa dan makian tampak tak ada bedanya. Malam ini kami tutup dengan mendapatkan profit yang lumayan agak lebih sedikit dari UMR Bogor.

Sebenarnya banyak keuntungan yang aku dapatkan walaupun aku masih sering dianggap kurang yakin dalam bermain judi slot ini, ini kan sistem yang diatur sedemikian rupa oleh manusia. Noor misalnya sebelum ia mendapatkan HP paling gressnya, ia telah kehilangan kamera dan laptopnya, belum uang jajan pemberian orang tua yang sengaja disisihkan untuk depo. Tapi mengapa hal begitu itu masih tetap Noor katakan dapat untung.

“Ayo Noor, udah hampir pagi ini”

“Pulang kita?”, “Ayolah, kita bagi rata saja keuntungan malam ini” kata Noor pada Ugi.

“Baiknya aku ambil bagian setengahnya, lalu setengah yang lain kau bagi dua”, “minggu depan kita main lagi di sini”.

Noor sepakat dan aku tentu ikut saja maunya para pemenang.

Setelah pamit pada Ugi, kami berangkat pulang. Di sepanjang jalan aku merenungi keberuntungan malam ini, Noor yang bermodal Rp 150 ribu dan 50 ribunya diberikan padaku, kini di dalam dompet digital kami masing-masing sudah ada duit sebesar satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah.

Betapa pragmatis sekali seperti nama permainannya untuk mencapai keuntungan begini besar. Kadang aku mengira, apa ini karena Ugi seorang mahasiswa yang dengan daya intelektualitasnya bisa paham cara sebenar-benarnya bermain judi slot untuk mencapai sesuatu keuntungan tertentu sesuai dengan apa yang diinginkan.

Baca Juga: Menelisik Akar Polemik antara Ateisme dan Teisme: Studi Epistemologi

Setelah sampai di rumah, pikiranku melayang teringat suara gemerincing uang, teringat petir-petir kakek Zeus dan raut kegirangan Noor dan Ugi saat melihat petir itu keluar.

Seminggu setelah permainan malam itu.....

Setengah jam sehabis isya, aku mengontak kawanku Noor.

“Gas dong men!”

Sumber: