Istihza’ Bid Din: Ketika Bercanda dan Bergurau Dilarang

Istihza’ Bid Din: Ketika Bercanda dan Bergurau Dilarang

SIASAT.CO.ID - Istihza’ Bid Din merupakan satu dari beberapa hal yang dapat membatalkan keislaman seseorang, walaupun seringkali dianggap sebagai perkara kecil.

Hampir sebagian besar dari kita tidak pernah membayangkan bahwa bercanda, berkelakar, dan tertawa bisa membuat seseorang keluar dari suatu agama, khususnya dalam perkara agama Islam.

Mengacu pada kitab Mishbaahul Munir halaman 787, Istihza’ secara bahasa artinya sukhriyah, yaitu melecehkan. Dalam kitab Al Mufradaat halaman 790, Al Baidhawi berkata ‘Al Istihza’, artinya adalah pelecehan dan penghinaan.

Dapat dikatakan haza’tu atau istahza’tu. Kedua kata itu sama artinya. Seperti kata ajabtu dan istajabtu. Dapat disimpulkan bahwa istihza’ berarti mengolok-olok suatu hal dengan unsur candaan. Allah berfirman:

“Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka, teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)”. Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti”. [QS. At-Taubah (9):64].

Baca Juga: Benarkah Nabi Tidak Menyukai Orang yang Bernazar?

Bahkan tidak hanya sekali Allah berfirman terhadap orang-orang yang senang dan kerap kali bergurau terhadap agama, kata istahziun (mengolok-olok dengan candaan) diulang sebanyak dua di dalam surat yang sama.

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya, kamu selalu berolok-olok?”. [QS. At-Taubah (9):65].

Bercanda dengan membawa tema agama tidak selamanya mengandung unsur menjelek-jelekkan bahkan mengolok-olok. Dikisahkan dalam sebuah hadis riwayat At-Tirmidzi No. 241 dalam Asy-Syamail al-Muhammadiyah, Rasulullah SAW pernah didatangi oleh seorang perempuan paruh baya yang meminta kepadanya agar mendoakannya masuk ke dalam surga.

Lalu Rasulullah bergurau bahwa perempuan paruh baya tersebut tidak bisa masuk ke dalam surganya Allah SWT bukan karena ia ditolak dengan alasan dosa dan sebagainya. Rasul berkata bahwa seluruh penghuni surga pasti mempunyai bentuk fisik yang anggun, serta anggota tubuh yang sempurna tanpa adanya kekurangan sedikitpun. Bahkan Allah SWT juga berfirman:

"Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari itu) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya”. [QS. Al-Waqi’ah (56):35-37]

Baca Juga: Gandrungnya Konten Mualaf di Medsos Pertanda Keberislaman yang Norak

Bergurau yang dilarang

Bercanda dan bergurau yang dilarang oleh agama ialah bercanda yang membawa unsur mengolok-olok, memandang rendah, bahkan menganggap larangan adalah bahan tertawa, dan semua itu termasuk kedalam istihza’ yang dijamin oleh Allah SWT saat itu juga keluar dari agama Allah.

Sumber: