Pantai Carita-Anyer, Destinasi Liburan Ramai Wisatawan saat Perayaan Imlek 2024

Pantai Carita-Anyer, Destinasi Liburan Ramai Wisatawan saat Perayaan Imlek 2024

Wisatawan berenang di tepi pesisir Pantai Jambu kawasan Carita -Anyer Provinsi Banten.--Foto: ANTARA/Mansyur

SIASAT.CO.ID - Kawasan obyek wisata pesisir Pantai Carita-Anyer di Provinsi Banten menjadi ramai dikunjungi wisatawan untuk menikmati liburan akhir pekan dan merayakan Imlek 2024.

Menurut Hendro, pengelola obyek wisata di kawasan tersebut, sejak Sabtu (10/2) hingga saat ini terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang datang.

Mayoritas wisatawan yang mengunjungi Pantai Banten berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Mereka memilih Pantai Banten karena biaya wisata yang lebih terjangkau dibandingkan dengan destinasi lain seperti Bali atau NTB.

Selain itu, kawasan Pantai Anyer dan Carita dapat dicapai dalam waktu 1,5 jam dari Jabodetabek melalui jalan tol Jakarta - Cilegon.

Kehadiran wisatawan di obyek wisata pesisir tersebut disebabkan oleh liburan akhir pekan dan perayaan Imlek. Hendro memperkirakan jumlah wisatawan mencapai ribuan orang, yang berdampak positif terhadap perekonomian daerah dan penyerapan lapangan pekerjaan.

BACA JUGA:Mal Ciputra Tangerang Hadirkan Pertunjukan 'Panda In Dragon Village' untuk Meriahkan Imlek

Salah satu wisatawan bernama Gunawan mengatakan bahwa ia datang ke Pantai Jambu bersama keluarganya untuk menikmati keindahan panorama Pantai Jambu di kawasan Anyer.

Biaya masuk ke Pantai Jambu di Pantai Anyer hanya Rp75 ribu per mobil. Mereka menikmati berenang di tepi pantai yang aman karena ombaknya tidak terlalu besar.

Sementara itu, Rendy, seorang relawan dari Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Serang, mengungkapkan bahwa meskipun terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, hingga saat ini belum ada laporan kecelakaan laut.

Balawista selalu mengimbau wisatawan agar tidak berenang terlalu jauh ke tengah laut karena dapat membahayakan keselamatan mereka.

Kebanyakan kecelakaan terjadi karena wisatawan tidak mematuhi aturan yang diberikan oleh petugas di lapangan. Balawista selalu siaga di tempat-tempat ramai untuk menyelamatkan wisatawan yang mengalami kecelakaan laut.

Mereka menggunakan peralatan evakuasi seperti papan seluncur, pelampung, ring boy, dan long bor.

Sumber: