Najis anjing tidak seperti deretan najis lainnya, Imam Syafii saja merdeka dalam memutuskan hukum Anjing ini, meskipun beliau punya prinsip Anjing itu Najis. Namun, membersihkan Najis Anjing itu bukan lil wujub atau sesuatu kewajiban, melainkan litta’abbudi sesuatu yang bersifat ta’abbudiyah atau ibadah, karena mengingat Anjing adalah hewan paling istimewa.
Anjing divonis najis oleh mazhab Syafii dan Syafi’iyah. Mazhab yang lain tidak menajiskan Anjing, makanya tidak heran kalau kita jalan-jalan ke wilayah Turki, Maroko dan beberapa belahan negara yang mayoritas pemeluk mazhab Hanafi dan Maluki itu banyak masyarakat yang pelihara Anjing.
Anjing Makhluk Setia dan Cerdas
Fakta sejarah membuktikan, Nabi Ibrahim, Kilab kakeknya Nabi Muhammad, para Sahabat, Maimunah istri Nabi, para tabi’in juga banyak yang memelihara Anjing.
Dalam al-Qur’an sangat jelas Anjing adalah hewan paling cerdas dan bisa diandalkan, juga Anjing adalah hewan penjaga terbaik, tidak ada hewan seistimewa Anjing di dalam al-Quran. Bahkan dikisahkan dalam kitab al-Hayawanul Kubra sebuah kitab yang menjelaskan soal hewan-hewan unik dan berprestasi, paling banyak dalam kitab tersebut membahas prestasi Anjing.
Betapa istimewanya Anjing. Makanya saya berani mengatakan Anjing adalah hewan paling istimewa. Sesekali belajarlah terhadap Anjing bagaimana pun semua makhluk Tuhan adalah hal yang indah ketika kita tadabburi.
Jangan sesekali meng-Anjingkan Anjing. Apalagi meng-Anjingkan manusia. Lebih baik Anjingkanlah diri sendiri. Bagaimana menjadi makhluk yang setia terhadap Tuhannya dan selalu menjaga sesamanya.
Di satu sisi kita meyakini ada Anjing masuk surga namun di sisi lain kita membunuh dengan sadis Anjing-Anjing terlantar.
Wallahualam bimuraadih.
Penulis Rikal Dikri Muthahhari