Airlangga menyatakan bahwa masa kampanye yang singkat memaksa kader dan tim untuk mengambil pendekatan pertarungan maksimal. Selama periode kampanye 75 hari, setiap tim diharapkan membidik kemenangan mikro di wilayah masing-masing.
“Waktunya meraih kemenangan. Tidak ada pesan lain kecuali kerja keras, kerja cerdas, dan juga tarik simpati masyarakat. Kita jaga momentum, jangan buat unforced error (kesalahan yang tidak disengaja). Kemudian, tentu kita kuasai opini publik,” kata Airlangga.