Studi: Stres Tinggi Tingkatkan Risiko Tekanan Darah Tinggi dan Obesitas

Senin 22-01-2024,16:00 WIB
Reporter : Jabbar Baskara
Editor : Reza Al-Habsyi

SIASAT.CO.ID - Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of American Heart Association menemukan bahwa individu yang secara konsisten mengalami stres tinggi memiliki risiko lebih tinggi terhadap tekanan darah tinggi, obesitas, dan faktor risiko kardiometabolik lainnya.

Studi ini melibatkan penilaian terhadap 276 peserta dari Southern California Children's Health Study, Amerika Serikat. Para peneliti menggunakan Perceived Stress Scale (PSS), sebuah alat untuk menilai persepsi stres di kalangan partisipan.

PSS digunakan untuk mengukur sejauh mana individu menilai situasi dalam kehidupan mereka sebagai stres. Untuk anak-anak usia dini hingga sekitar usia 6 tahun, PSS diperoleh dari respon yang diberikan oleh orangtua peserta.

Sementara itu, para peserta sendiri melaporkan tingkat stres yang mereka alami.

Berdasarkan tingkat stres yang dirasakan, para peserta kemudian dikelompokkan menjadi empat kelompok risiko, yaitu stres tinggi secara konsisten, stres menurun, stres meningkat, dan stres rendah secara konsisten dari waktu ke waktu.

BACA JUGA:Psikolog: Aromaterapi Bantu Pengelolaan Stres pada Dewasa Muda

Skor risiko kardiometabolik mereka diukur menggunakan faktor-faktor seperti ketebalan arteri leher, tekanan darah sistolik dan diastolik, berat badan, persentase lemak tubuh, distribusi lemak, dan hemoglobin A1c.

Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat stres yang dirasakan lebih tinggi dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi kesehatan kardiometabolik.

Peneliti juga menemukan bahwa individu yang mengalami stres yang tinggi sejak remaja hingga dewasa cenderung memiliki kesehatan pembuluh darah yang lebih buruk, total lemak tubuh yang lebih tinggi, lebih banyak lemak di sekitar perut, dan risiko obesitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengalami penurunan stres seiring berjalannya waktu.

Secara umum, tingkat stres yang dirasakan lebih tinggi juga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terhadap kondisi kesehatan kardiometabolik, termasuk kesehatan pembuluh darah yang buruk dan tekanan darah yang lebih tinggi.

Namun, penelitian ini memiliki jumlah peserta yang relatif kecil, sehingga perlu dianggap sebagai batasan penelitian ini.

BACA JUGA:Benarkah Hal Baik Dapat Menyebabkan Stres?

Penulis studi, Fangqi Guo dari University of Southern California, Los Angeles, Amerika Serikat, menekankan pentingnya pemahaman terhadap dampak stres yang dirasakan pada masa kanak-kanak untuk mencegah, mengurangi, atau mengelola faktor risiko kardiometabolik yang lebih tinggi pada orang dewasa.

"Temuan kami menunjukkan bahwa pola stres yang dirasakan dari waktu ke waktu memiliki dampak luas pada berbagai tindakan kardiometabolik, termasuk distribusi lemak, kesehatan pembuluh darah, dan obesitas," kata Guo.

Kategori :

Terpopuler