Dirty Vote Tayang di Masa Tenang, Pengamat: Propaganda Cegah Kenaikan Elektabilitas Prabowo-Gibran

Senin 12-02-2024,21:03 WIB
Reporter : Syahrul Ramadhan
Editor : Reza Al-Habsyi

SIASAT.CO.ID - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, menilai penayangan film dokumenter Dirty Vote selama masa tenang kampanye diduga sengaja dilakukan sebagai propaganda politik untuk menjelek-jelekkan pasangan calon tertentu demi kepentingan elektoral pada Pilpres 2024.

"Kelihatannya Film Dirty Vote ini ya dipublish sengaja di masa tenang, kelihatan untuk mendegradasi, untuk menghajar kubu yang lain, kelihatannya seperti itu," ujar Ujang pada Senin (12/2/2024).

Degradasi yang dimaksud adalah upaya untuk menurunkan elektabilitas pasangan calon Prabowo-Gibran yang saat ini mendominasi hasil survei elektabilitas dan bahkan memiliki potensi untuk memenangkan putaran pertama.

"Yang tadi elektabilitasnya tinggi, ingin diturunkan, sehingga yang lain bisa naik elektabilitasnya," jelas Ujang.

Menurut Ujang, skenario yang disajikan dalam film tersebut seolah-olah menunjukkan adanya kecurangan yang dilakukan oleh pasangan calon tertentu. 

BACA JUGA:Wapres Ma'ruf Amin: Film Dirty Vote Bagian dari Dinamika Politik di Indonesia

Namun, menurutnya, belum tentu ada kecurangan, karena kecurangan dalam pemilu bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak hanya oleh pasangan calon tertentu.

"Memang kelihatannya ada skenario yang ingin menuduh kecurangan kepada pihak tertentu, padahal belum tentu juga curang," ujarnya.

"Karena yang saya lihat, kecurangan itu bisa dilakukan oleh siapapun, oleh semua peserta pemilu, tidak hanya oleh kubu tertentu," tambah Ujang.

Sementara itu, Direktur P3S, Jerry Massie menilai film Dirty Vote tidak tepat ditayangkan di masa tenang Pemilu 2024. Hal itu menguatkan dugaan bahwa film tersebut digunakan sebagai propaganda politik untuk menjelekkan paslon tertentu, dalam hal ini Prabowo-Gibran. 

Dari satu sisi, Jerry menyimak dalam film itu diduga menyerang paslon Prabowo-Gibran. Secara implisit dan implikasinya negatif terhadap Prabowo.

BACA JUGA:Dukungan Besar saat Kampanye Akbar, Prabowo-Gibran Yakin Menang Sekali Putaran

“Jadi sepertinya ini sengaja dibuat bukan untuk membuat pemilu bersih,” kata Jerry Massie, Senin (12/2/2024). 

Di sisi lain, Jerry melihat seperti Bivitri lebih condong ke capres Anies. Pada intinya, ia menganggap semua manusia mempunyai dosa.

“Jangan sok tak berdosa yang penting kita mau merubah sifat dan karakter kita seperti ditunjukan Prabowo dengan program memberi makan anak-anak dan fakir miskin,” ungkapnya.

Kategori :

Terpopuler