Prabowo-Gibran dan PDIP Raih Quick Count Tinggi, Qodari: Komposisi yang Seimbang

Jumat 16-02-2024,17:56 WIB
Reporter : Syahrul Ramadhan
Editor : Bustamil Arifin

SIASAT.CO.ID - Quick count Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 telah selesai dilakukan oleh beberapa lembaga survei. Data yang masuk sudah hampir mencapai 100 persen. Hasilnya, pasangan Prabowo-Gibran dengan nomor urut 02 hampir pasti memenangkan putaran pertama.

Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, hasil quick count Pemilu 2024 ini berpotensi menciptakan format pemerintahan yang seimbang, terutama dalam komposisi kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Meskipun masih sifatnya sementara, Qodari memprediksi bahwa PDI Perjuangan akan keluar sebagai pemenang dalam Pemilu 2024 dan menjadi kekuatan di parlemen. Hal ini akan membentuk komposisi peta politik yang sangat ideal.

"Menurut saya, komposisinya sudah sangat-sangat ideal, dengan presiden berasal dari Gerindra dan kemungkinan PDI Perjuangan sebagai pemenang di legislatif. Meskipun masih menunggu penghitungan kursi, selisih antara PDI dan Golkar tidak terlalu besar," ujar Qodari dalam keterangannya pada Jumat (16/2/2024).

Qodari menambahkan bahwa meskipun PDIP unggul dalam quick count suara, masih ada kemungkinan Golkar dapat menyalip dalam perolehan kursi. Hal ini dikarenakan suara Golkar lebih banyak berasal dari luar Jawa, sementara PDIP lebih kuat di Jawa.

BACA JUGA:Prabowo-Gibran Pimpin Hasil Quick Count, Qodari: Fakta Pilpres 2024 Ingin Sekali Putaran

"Ia tidak menutup kemungkinan bahwa Golkar masih dapat menjadi nomor satu karena mayoritas kursi Golkar berada di luar Jawa dan suara yang dibutuhkan untuk satu kursi lebih sedikit dibandingkan dengan suara di Jawa. Sementara itu, PDIP memiliki kekuatan yang kuat di Jawa," jelasnya.

Qodari juga menyebutkan bahwa dengan dinamika hasil Pemilu 2024 ini, Indonesia mengalami "divided government" atau situasi di mana legislatif dan eksekutif dikuasai oleh partai yang berbeda.

Menurutnya, dengan konstelasi politik seperti ini, kontrol politik terhadap pemerintah akan semakin kuat.

“Jadi dalam 'divided government' kontrol politik berpotensi menjadi lebih kuat karena pemenang eksekutif dan legislatif itu berbeda,” ucapnya.

“Jadi, ini peluangnya bisa presiden dari Gerindra, ketua DPR RI dari PDI Perjuangan, dugaan saya adalah Mbak Puan Maharani lagi atau bisa juga ketua DPR adalah Golkar misalnya Airlangga Hartarto,” tambahnya.

BACA JUGA:M Qodari Blak-Blakan Buka Sejarah Hubungan Mahfud MD dengan Jokowi

Qodari yang juga Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran itu menerangkan, perbedaan pucuk kekuasaan antara eksekutif dan legislatif akan menciptakan pemerintahan demokratis yang ideal. Pasalnya, akan terjadi pemerintahan yang dapat saling kontrol dan terjadi keseimbangan kekuasaan.  

“Jadi menurut saya ini komposisi yang ideal karena akan terjadi mekanisme check and balance karena eksekutif dan legislatif dimenangkan atau dikepalai oleh partai yang berbeda,” jelasnya.

“Tentu saja variabel yang berikutnya tergantung apakah PDI Perjuangan atau Golkar nanti akan masuk pemerintahan atau tidak. Kalau Golkar dugaan saya pasti masuk koalisi pemerintahan, jadi Golkar misalnya jadi ketua DPR tetapi juga punya menteri di kabinet,” imbuhnya.

Kategori :

Terpopuler