Resesi Seks Melanda Jepang, akan Ada Penyusutan Populasi Secara Signifikan

Resesi Seks Melanda Jepang, akan Ada Penyusutan Populasi Secara Signifikan

SIASAT.CO.ID - Fenomena 'resesi seks' telah melanda Jepang. Akibatnya populasi di Jepang diprediksi bakal turun secara drastis hingga di bawah 100 juta. Proyeksi dari Institut Riset Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional Jepang, populasi negeri sakura bakal di bawah 100 juta pada tahun 2056.

Populasi Jepang saat ini ada di kisaran 124,62 juta, maka pada 2056 atau dalam 33 tahun mendatang, penduduk Jepang akan berkurang sekitar 25 juta.

Sementara jumlah kelahiran akan turun di bawah 500.000 pada tahun 2059 jika jumlah kelahiran per wanita secara garis besar tidak berubah. Istilah 'resesi seks' secara spesifik mengacu pada turunnya mood pasangan melakukan hubungan seksual, menikah dan punya anak.

Pada akhirnya, resesi seks bisa berimbas pada penurunan populasi suatu negara, karena kondisi rendahnya angka perkawinan dan keengganan untuk berhubungan seks.

Baca Juga: Jurnalis Ini Mendapat Pelecehan Seksual Saat Liput Konferensi Pers Anies Baswedan Bakal Capres Partai Ummat

Melansir dari Reuters, awal April lalu hanya ada dua orang siswa bernama Eita Sato dan Aoi Hoshi menjadi satu-satunya dan lulusan terakhir di SMP Yumoto, di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima, utara Jepang. SMP itu sendiri akan ditutup secara permanen, setelah 76 tahun berdiri.

Fenomena tutupnya sekolah terjadi akibat angka kelahiran di Jepang anjlok lebih cepat dari yang diperkirakan. Jumlah ini meningkat terutama di daerah pedesaan seperti Ten-ei, area ski pegunungan dan mata air panas di prefektur Fukushima yang telah merasakan depopulasi.

Fenomena ini memberikan pukulan telak bagi sekolah umum yang lebih kecil. Padahal ini seringkali menjadi jantung kota dan desa pedesaan.

Menurut data pemerintah, sekitar 450 sekolah tutup setiap tahun. Antara tahun 2002 dan 2020, hampir 9.000 sekolah menutup pintu mereka selamanya, sehingga sulit bagi daerah terpencil untuk memikat penduduk baru yang berusia lebih muda.

Baca Juga: Fenomena Agamawan dan Kejahatan Seksual

Pemerintah Jepang tentunya tak tinggal diam dengan fenomena ini.Perdana Menteri Fumio Kishida telah menjanjikan langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran. Termasuk menggandakan anggaran untuk kebijakan terkait anak.

Ia juga mengatakan menjaga lingkungan pendidikan sangat penting. Sayangnya sedikit yang telah membantu sejauh ini.

Selain itu, pemerintah juga mengupayakan dengan memberikan layanan kecerdasan untuk menjodohkan warganya, layanan ini dapat digunakan untuk menemukan pasangan yang cocok.

Populasi warga Jepang mencapai puncak pada 2011 dengan jumlah menembus 127,83 juta. Setelah itu, populasi Jepang terus menurun drastis hingga mencapai 124,62 juta seperti saat ini.

Sumber: