Resesi Seks Melanda Jepang, akan Ada Penyusutan Populasi Secara Signifikan

Resesi Seks Melanda Jepang, akan Ada Penyusutan Populasi Secara Signifikan

Berbanding terbalik dengan jumlah populasi yang turun, angka perjaka di Jepang saat ini sedang meningkat. Informasi itu diberitakan Japan's National Fertility Survey, dimana 1 dari 10 pria Jepang di umur 30-an tahun masih perjaka.

Baca Juga: Iran Masuk 5 Besar Negara Adidaya Teknologi, Mengalahkan Jerman dan Jepang

Kemudian, survei yang dilakukan National Institute of Population dan Social Security Research ditemukan bahwa, hampir seperlima pria Jepang dan 15% wanita tidak tertarik menikah.

Angka tersebut adalah yang tertinggi sejak 1982. Hampir sepertiga pria dan seperlima wanita Jepang di usia 50-an tak pernah menikah.

Menurut pakar dari Harvard, Mary Brinton, meningkatnya angka perjaka dapat dibendung dengan usaha yang efektif, seperti menyeimbangkan antara waktu kerja dan keluarga.

Populasi Jepang akan menurun hingga separuh dari populasi yang ada jika dalam setengah abad tren semacam resesi seks tak bisa diatasi.

Pemerintah Jepang mencatat total tingkat kesuburan di Jepang terus menurun selama bertahun-tahun.

Pada 2005, statistik sempat pulih dari tingkat terendah melalui angka 1,26 pada 2005. Lalu, pada 2021 tingkat tersebut meningkat di angka 1,30. Namun, pada 2021 juga jumlah kelahiran bayi di Jepang mencapai titik terendah, yaitu 811.622.

Sumber: