Industri Kreatif Solusi Negara dari Krisis Ekonomi, Mampukah Indonesia Tiru Cara Korea Selatan?

Industri Kreatif Solusi Negara dari Krisis Ekonomi, Mampukah Indonesia Tiru Cara Korea Selatan?

CEO Netflix Ted Sarandos secara khusus bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dalam lawatannya ke Amerika Serikat selama enam hari. Hal tersebut terkait dengan rencana Netflix untuk bisa mengucurkan hujan investasi terhadap sektor industri kreatif Korea Selatan senilai US$2,5 miliar atau sekitar Rp37,32 triliun (asumsi kurs Rp14.930) di Korea Selatan.

Netflix ikutan tergila-gila dengan perkembangan industri kreatif di Korea Selatan yang telah meledak secara global dalam beberapa tahun terakhir dengan pionirnya adalah BTS dan Blackpink.

Bukankah sebuah nilai investasi yang juga tidak sedikit. Bagaimana Korea Selatan bisa menstrategikan industri kreatifnya yang jor-joran sehingga dapat mengundang pemasukan, devisa, bahkan investasi untuk Negeri Ginseng tersebut.

Lalu bagaimana sebenarnya proses dari perjalanan industri kreatif di Korea Selatan? Dan apakah Indonesia mampu untuk menduplikasinya atau ini hanya sekadar mimpi dan angan-angan saja bagi bangsa kita?

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Korea Bertema Keluarga yang Wajib Ditonton

Berdasarkan catatan yang dirilis oleh Korean Foundation, per tahun 2015 dilaporkan ada 35 juta fans K-pop yang tersebar di 86 negara.

Bermula saat Korea Selatan mengalami krisis finansial 1997/98 seperti layaknya Indonesia kala itu.

Krisis tersebut justru membuat Presiden Korsel kala itu, Kim Dae-Jung memilih untuk menggempurkan sektor industri kreatif di samping mengembangkan pula sektor teknologi informasi hasil dari dana pinjaman IMF sebesar USD 97 miliar.

Untuk menyerap tenaga kerja, Kim Dae-Jung, mendorong pengembangan sektor-sektor industri baru yakni melalui 2 sektor utama di atas. Kim memproyeksikan untuk bisa meningkatkan citra Korea Selatan melalui industri kreatif karena dapat mendorong ekspor budaya melalui musik, film, serta fashion.

Untuk benar-benar menunjukkan kesungguhannya, maka Pemerintah Korea Selatan memberikan dukungan secara berkelanjutan berupa suntikan modal, subsidi, hingga insentif pajak. Dilaporkan pada 2005, Pemerintah Korea Selatan menyuntikkan modal investasi sebesar USD 1 miliar kepada industri musik Korea Selatan.

Baca Juga: Syarifah Fadiyah Alkaff di Sorot Mahfud MD, Usai Dilaporkan Polisi Gara-Gara Kritik Pemkot Jambi

Tak main-main, pada tahun 2018, Pemerintah Korea Selatan juga terbukti menyuntikkan dana senilai USD 1 miliar untuk mendukung peningkatan ekspor K-pop.

Pemerintah Korsel sepertinya pandai untuk bisa melihat jauh ke depan dimana mereka bisa melihat potensi dari sebuah industri kreatif yang tidak hanya dikenal sebagai ajang penghibur belaka, tapi lebih daripada itu, yakni sebuah ajang untuk bisa mengeruk cuan, menyebarkan budaya Korsel, pengelolaan anggaran negara untuk keperluan darurat bahkan sebagai saran untuk ketahanan ekonomi negara.

Kali ini kita akan membahas salah satunya saja agar lebih fokus yakni bagaimana industri kreatif bisa menjadi ketahanan ekonomi negara.

Sumber: