Kisah Pilu Pedagang Pohon Pinang di Jakarta: Sepi Peminat Jelang HUT Ke-78 RI

Selasa 15-08-2023,10:19 WIB
Editor : Reza Al-Habsyi

SIASAT.CO.ID - Salah satu kompetisi yang sering dikaitkan dengan peringatan hari kemerdekaan adalah acara panjat pinang. Pertandingan ini melibatkan upaya merebut hadiah yang tergantung di atas pohon pinang.

Sebelum dilaksanakan, pohon pinang yang akan dijadikan objek panjat telah dijaga kebersihannya, dikupas kulitnya, dan diberi lapisan licin. Keasyikan dari acara panjat pinang ini nampak dari kesulitan yang dihadapi peserta dalam meraih hadiah.

Partisipan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut. Biasanya, mereka dengan berat badan lebih berada di bawah sebagai penyangga, sementara yang lebih ringan berada di atas.

Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Republik Indonesia (RI), para penjual pohon pinang sudah mulai menjajakan dagangan mereka di tepi jalan. Setiap tahun, penjualan pohon pinang dimulai sejak tanggal 1 Agustus.

Salah satu pedagang pohon pinang di Jakarta adalah Fajar–akrab disapa Cendol. Dia putra Betawi yang telah menggeluti usaha pohon pinang sejak tahun 2008. Lapaknya terletak di Jalan Manggarai Utara, Kelurahan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:Kok Banyak Orang Berebut Beli Centang Biru Instagram? Simak Kata Ahli

Fajar menceritakan bahwa usaha menjual pohon pinang telah diteruskan dari ayahnya sejak 30-40 tahun yang lalu. Meskipun begitu, ia menegaskan bahwa upaya yang ia lakukan saat ini bukanlah semata-mata kelanjutan dari usaha ayahnya.

"Nerusin juga enggak, cuma kita aja punya ide. Terus dulu kita sering aktif di Karang Taruna. Ya kita sering ngadain perlombaan, ngadain acara, lama-lama ya terjun ke usaha ini. Jadi ini inisiatif usaha saya sendiri," kata Fajar kepada wartawan, Ahad (12/8/2023).

Fajar dibantu oleh kumpulan 15 individu dalam pelaksanaan tugas merawat pohon pinang. Ia merasa khawatir, tahun ini aktivitas penjualan menurun drastis dan tidak serupa dengan tahun 2022 yang lalu.

"Tahun ini, saya menurun. Saya hanya menyediakan 70 batang pohon pinang. Tahun kemarin 340-an batang. Kalau tahun kemarin lebih ramai. Kalau sekarang, saya punya inisiatif ngambil 70 batang," katanya. 

Ketika pandemi Covid-19 pertama kali melanda, Fajar sama sekali tidak menjalankan kegiatan dagang. Namun, dia menerima beberapa pesanan dengan jumlah yang sangat terbatas. 

BACA JUGA:CPNS Kejaksaan 2023 Buka Kuota dan Formasi Jumbo, Ini Syaratnya

Sejak saat itu, grafik pembelian dan pemesanan mengalami penurunan signifikan. Kondisi tersebut mengakibatkan dia hanya berani menyiapkan 70 pohon pinang untuk dijual.

"Biasanya tanggal 8 itu sudah ada banyak pemesanan. Tahun sekarang berbeda. Dari 70 batang, sekarang sudah dipesan kurang lebih antara 10 sampai 15 batang," ujarnya.

Pada suatu hari, ketika matahari masih malu-malu menyapa, Fajar menceritakan kisah perjuangannya di tengah hutan-hutan yang berlimpah. 

Kategori :

Terpopuler