Psikolog: Aromaterapi Bantu Pengelolaan Stres pada Dewasa Muda

Jumat 19-01-2024,17:00 WIB
Reporter : Syahrul Ramadhan
Editor : Bustamil Arifin

SIASAT.CO.ID - Psikolog Indah Sundari, S.Psi, M.Psi, lulusan Universitas Padjajaran, menyebutkan penggunaan aromaterapi dapat membantu pengelolaan stres secara lebih baik, terutama pada kalangan dewasa muda yang sering mengalami stres.

"Aromaterapi dapat mengurangi stres karena bahan-bahan alami yang digunakan dalam aromaterapi dapat meningkatkan kekebalan tubuh, fokus, dan konsentrasi. Dengan demikian, aromaterapi dapat mengurangi stres dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari," kata Indah di Jakarta pada Kamis (18/1/2024).

Aromaterapi umumnya menggunakan wewangian alami dari bunga, akar, dan daun. Ketika digunakan oleh orang yang mengalami stres, aromaterapi dapat membantu tubuh menjadi lebih rileks.

Hal ini juga didukung oleh beberapa penelitian global, salah satunya adalah penelitian yang berjudul "Evaluating the effect of aromatherapy on a stress marker in healthy subjects" yang diterbitkan pada tahun 2019 dalam "Journal of Pharmaceutical Health Care and Sciences". Penelitian tersebut menunjukkan bahwa aromaterapi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu mengurangi stres.

Indah Sundari juga membagikan tips untuk memanfaatkan aromaterapi dalam pengelolaan stres.

BACA JUGA:Hukum Wanita yang Menolak Menikah dan Efek Psikologis yang Diterimanya

"Pertama, ambil posisi duduk atau berdiri dengan tegak namun nyaman. Kemudian, tutup mata," kata Indah.

Dengan menggunakan aromaterapi pilihan yang telah disiapkan, tarik napas sambil menghirup aromaterapi dalam hitungan tiga.

Kemudian, tahan napas selama empat hitungan dan hembuskan perlahan melalui mulut dalam hitungan tiga.

"Untuk mencapai relaksasi yang lebih baik, aromaterapi juga dapat digunakan untuk memberikan pijatan ringan di area dahi, leher, dan bahu," tambahnya.

Stres adalah hal yang pasti dialami oleh setiap manusia, namun stres yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai penyakit termasuk gangguan fisik yang dapat mengurangi kualitas hidup.

BACA JUGA:Fenomena Flexing Kian Meraja Rela, Benarkah Berdampak Pada Kesehatan Mental? Ini Kata Psikologi

Dalam laporan terbaru IPSOS yang berjudul "World Mental Health Day 2023", ditemukan bahwa Generasi Z merupakan generasi yang paling banyak mengalami stres dibandingkan generasi yang lebih tua.

Laporan tersebut melibatkan 23.274 responden dari 31 negara, dan menunjukkan bahwa 43 persen Generasi Z merasa stres hingga berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Di Indonesia sendiri, sebagai salah satu negara dengan populasi Generasi Z yang besar, terdapat banyak Generasi Z yang mengalami masalah gangguan mental akibat stres.

Kategori :

Terpopuler