Kisah Pilu Pedagang Pohon Pinang di Jakarta: Sepi Peminat Jelang HUT Ke-78 RI

Kisah Pilu Pedagang Pohon Pinang di Jakarta: Sepi Peminat Jelang HUT Ke-78 RI

Kisah pilu pedagang pohon pinang sepi peminat jelang HUT RI ke-78.--Foto: Antara

BACA JUGA:Perpanjangan Pendaftaran Beasiswa Paragon Sampai 17 Agustus, Segera Daftar!

Di dekat sana, dalam bayangan Pohon Kemerdekaan yang tinggi dan tegap, terdapat juga pedagang pohon pinang lainnya, Subur.

Ia telah mengarungi perjalanan dagang sejak tahun 1996, ketika langit masih biru dan langkahnya masih ringan. Dalam bisnis yang sudah dikenal sejak masa remajanya, Subur membagi pengalamannya.

"Ngurusin beginian dari kecil, bantuin orang tua, bapak emak. Kira-kira dari tahun 1996," cerita Subur.

Subur mendapatkan pohon pinangnya dari Rangkasbitung, Banten. Setelah melewati proses yang penuh dedikasi, ia berhasil menyiapkan 38 batang pohon pinang yang tegak dan megah.

Setiap batang pohon memiliki panjang sekitar sembilan meter, yang siap menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78. Harga setiap batangnya dibanderol sekitar Rp400 ribu.

BACA JUGA:Kim Jong Un Minta Produksi Rudal Ditambah untuk Persiapan Perang Terdekat

"Harga satuan, dari sananya Rp300 ribu satu batang. Setelah disisik (dikuliti) tambah Rp50 ribu, kalau sama dilubangin Rp70 ribu. Kurang lebih 10 sudah keluar tadi," tutur Subur. 

Proses pengolahan batang pohon tidaklah mudah. Subur menjelaskan bahwa mengupas kulit pohon memakan waktu 2-3 jam untuk satu batang.

Namun, dalam sehari, dia mampu mengolah 3 batang pohon untuk diupas, diasah, dan dipersiapkan untuk perlombaan panjat pinang yang akan datang.

Sumber: