Rais Aam PBNU: Manusia Makhluk Proyeksi Akhirat

Rais Aam PBNU: Manusia Makhluk Proyeksi Akhirat

Rais Aam PBNU KH Midtachul Akhyar mengatakan manusia adalah makhluk proyeksi akhirat.--Foto: istimewa

SIASAT.CO.ID - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa manusia telah diciptakan oleh Allah swt dengan tujuan untuk kehidupan akhirat.

Di dunia, manusia hanya menjalani kehidupan sementara sebagai persiapan menuju kehidupan sesungguhnya di akhirat.

"Essensi kehidupan ada di akhirat. Dan kita semua adalah ciptaan yang dituju untuk akhirat, diciptakan untuk abadi di akhirat dalam nikmat dan karunia Allah," katanya dalam acara Ngaji Kitab Syarah A-Hikam Bersama Abuya KH Miftachul Akhyar Pertemuan Ke-40 yang diakses melalui NU Online, Senin (14/8/2023).

Karena itu, Kiai Miftach, panggilan akrabnya, mengajak untuk mengadopsi sikap kesabaran selama berada di dunia.

Karena dunia dibuat untuk makhluk Allah, terutama manusia, untuk menghadapi berbagai ujian dan cobaan. Terlebih lagi, dunia bersifat sementara, dan manusia pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada penciptanya, Allah swt.

BACA JUGA:Kisah Pilu Pedagang Pohon Pinang di Jakarta: Sepi Peminat Jelang HUT Ke-78 RI

"Kita harus belajar bersabar terhadap segala hal, karena dunia hanya sementara dan apa yang terjadi hanyalah ujian, bukan esensi hidup. Ayo kita belajar bersabar, saya juga belajar bersabar," kata Kiai Miftach.

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini menegaskan bahwa manusia seharusnya memperindah kehidupan di dunia ini dengan sikap sabar.

Sikap sabar harus dipegang teguh dalam menghadapi kehidupan, baik saat menghadapi ujian maupun ketika segala sesuatunya baik. Pasalnya, Allah swt telah memberikan banyak anugerah kepada manusia di dunia ini.

"Orang yang menjadikan kesabaran sebagai pondasi dalam menghadapi kesulitan dan kesedihan, dan menganggapnya sebagai hal yang pokok, hal itu merupakan persiapan yang sangat penting, yang penuh dengan keberuntungan dalam usahanya," ujarnya.

Kiai Miftach tidak menampik bahwa ada sebagian manusia yang cenderung mengeluh dan merasa putus asa ketika dihadapkan pada ujian yang diberikan oleh Allah.

BACA JUGA:CPNS Kejaksaan 2023 Buka Kuota dan Formasi Jumbo, Ini Syaratnya

Sikap seperti ini sering kali menjadi kebiasaan yang tidak baik. Mereka sering kali tidak menyadari bahwa mereka juga telah menerima banyak nikmat di dunia ini.

"Sekecil apapun musibah yang diterima, semua nikmat yang sebelumnya dirasakan menjadi terlupakan. Itu adalah sifat khas manusia. Terlebih lagi, ketika diuji, mereka sering kali merasa tersulut emosi negatif. Namun, ketika diberi nikmat, bahkan ketika dihadapkan pada penyakit, tiba-tiba muncul sifat kikir dan tidak mengakui anugerah Allah swt," jelas Kiai Miftach.

Sumber: