Mahasiswa Yogyakarta Bersatu Dorong Pilpres 2024 Sekali Putaran

Mahasiswa Yogyakarta Bersatu Dorong Pilpres 2024 Sekali Putaran

Mahasiswa Yogyakarta yang tergabung dalam FIM mendorong Pilpres sekali putaran.--Foto: Dok. FIM.

"Kalau Pak Ganjar dan Pak Anies itu 20% maksimal. Sayang aja kalau harus milih Ganjar, harus milih Anies karena kenapa putaran kedua juga kemungkinan yang menangkan Pak Prabowo, jadi sama saja mending all in dukung 02 untuk sekali putaran aja,” jelasnya

Sementara itu, Koordinator Daerah FIM Provinsi Yogyakarta Eling Wening Pangestu mengatakan, sedikitnya ada 6 perwakilan Universitas se-Yogyakarta yang hadir pada Kopdar FIM ini, yakni dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dan Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY).

“Semua temen-temen mahasiswa dan aktivis di Jogja itu yang hadir sekitar 250 orang. Di tengah hujan dan lagi libur gitu tapi alhamdulillah semangat mahasiswa-mahasiswa Jogja masih bergelora,” kata Eling.

BACA JUGA:Desakan Sekali Putaran di Pilpres 2024 Bergema, GSP: Demi Kepastian Politik dan Pertumbuhan Ekonomi

Dikatakan Eling, mahasiswa se-Yogyakarta tergerak hatinya untuk sama mengawal agenda rakyat demi keberlanjutan pembangunan yang sudah berhasil dibangun pondasinya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Selain itu para mahasiswa itu, tambah Eling, masih peduli terhadap demokrasi di Indonesia demi Indonesia maju melalui Pilpres 2024. Bahkan, Eling memastikan pihaknya akan terus mengkonsolidasi gerakan Pilpres 2024 sekali putaran ini kepada mahasiswa lainnya. 

“Kita emang mau mengkonsolidasikan yang menjadi semangat teman-teman dan ide-ide dari teman-teman Jogja yang memang organik gitu, jadi kita bisa melihat bahwa teman-teman di sini peduli dan mau bersama-sama merayakan demokrasi ini, menyuarakan dari tiap-tiap kampus,” ujarnya.

Untuk itu, gerakan Pilpres 2024 sekali putaran menjadi hal wajib yang harus diperjuangkan oleh mahasiswa demi terhindarnya polarisasi dari orang-orang tak bertanggung jawab.

Apalagi, kata Eling, Pilpres 2014 dan 2019 menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia bahwa pertarungan head to head di pilpres sangat riskan dan berpotensi memecahkan kerukunan antar masyarakat.

BACA JUGA:GSP Dukung Pilpres 2024 Sekali Putaran: Efisien, Hemat Biaya, dan Damai

Eling menekankan bahwa polarisasi ekstrem bukanlah sekedar mitos, tetapi merupakan realitas yang jelas dan nyata dalam kehidupan masyarakat. Dalam beberapa kasus, dampaknya bahkan telah merambah ke wilayah pribadi, seperti rumah tangga, yang dapat mengakibatkan perpecahan hingga perceraian.

"Bagi kita, hal ini bisa menjadi traumatis dan meninggalkan bekas yang mendalam. Oleh karena itu, menurut saya, Pilpres sekali putaran sebenarnya menguntungkan bagi masyarakat," jelas Eling. "Intinya, kita menginginkan pilpres yang damai, memilih pemimpin yang tepat untuk Indonesia, dan memberikan dampak positif bagi masyarakat."

Eling juga menambahkan, "Jika kita melihat biaya dari dua putaran pilpres, costnya sangat besar. Anggaran tersebut seharusnya bisa dialokasikan untuk mencegah masalah-masalah mendesak di masyarakat, seperti stunting."

Sumber: