Rekonsiliasi Jokowi dengan Megawati: Sulit tapi Tidak Mustahil

Rekonsiliasi Jokowi dengan Megawati: Sulit tapi Tidak Mustahil

BEM SI menyebut Jokowi orang Jawa berwatak jahat.--Foto: Liputan6

SIASAT.CO.ID - Pengamat politik yang juga pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona, memandang rekonsiliasi antara Jokowi dan Megawati bukanlah hal yang tidak mungkin, tetapi sangat sulit dilakukan hingga akhir masa jabatan Jokowi.

Menurut Bataona, perbedaan ideologi yang signifikan antara Jokowi yang lebih pragmatis dan Megawati yang teguh dan berprinsip menjadi hambatan dalam rekonsiliasi ini.

“Garis demarkasi antara ideologi Jokowi yang lebih pragmatis dengan ideologi Megawati yang teguh dan berprinsip, saya kira sulit didamaikan," kata Mikhael Bataona di Kupang, Kamis (25/1/2024).

Bataona juga menyoroti bahwa tindakan Jokowi dalam mencalonkan Gibran melalui cara yang melanggar konstitusi, serta adanya manipulasi hukum di Mahkamah Konstitusi, menunjukkan bahwa Jokowi telah dengan tegas meninggalkan PDIP dan Megawati yang menentang cara-cara menerobos hukum demi kekuasaan.

“Itulah yang saya kira menjadi basis utama prinsip ideologis mengapa Jokowi berbeda dengan Megawati dan PDIP. Jadi, ini bukan sekadar persoalan pribadi Jokowi atau Megawati, tapi persoalan prinsip-prinsip dasar ketatanegaraan, demokrasi, dan prinsip dasar negara hukum," katanya.

BACA JUGA:Jokowi Hargai Keputusan Mahfud MD untuk Mundur dari Kemenko Polhukam

Menurut Bataona, perbedaan ini bukan hanya masalah pribadi antara Jokowi dan Megawati, tetapi juga berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar negara seperti ketatanegaraan, demokrasi, dan negara hukum.

Bataona juga menyebutkan bahwa sikap tegas Megawati dalam menjaga demokrasi dan konstitusi merupakan bagian dari prinsip ideologis yang dipegangnya.

Namun, Bataona memahami bahwa Jokowi merasa tidak lagi membutuhkan PDIP, Megawati, dan sebagian besar pendukungnya dalam Pilpres 2019 karena anaknya, Gibran, maju bersama Prabowo.

Menurutnya, hal ini adalah bagian dari politik praktis dan perebutan kekuasaan yang terkadang kasar dan tidak memandang kawan atau lawan.

Meskipun demikian, Bataona mengungkapkan bahwa peluang rekonsiliasi antara Jokowi dan Megawati sangat sulit dan berat. Peluangnya sangat kecil, dan jika ada, inisiatifnya harus dimulai dari Jokowi.

Sumber: