Eks Menteri Keuangan: Konflik Israel-Hamas Berpotensi Picu Risiko Ekonomi bagi Indonesia

Jumat 08-12-2023,12:50 WIB
Reporter : Khalid Syaifullah
Editor : Rio Alfin

SIASAT.CO.ID - Ekonom Senior dan mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014, Muhammad Chatib Basri, menyoroti konflik antara Israel dan Hamas yang sedang berkecamuk berpotensi menimbulkan risiko ekonomi bagi Indonesia.

Menurut Chatib, terdapat tiga risiko yang mungkin dihadapi Indonesia apabila konflik tersebut tidak segera berakhir. Pertama, perang di wilayah Timur Tengah bisa mengakibatkan perang minyak (oil war) yang berdampak pada harga minyak dunia dan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.

"Perang minyak berimplikasi pada harga BBM. Pertanyaannya adalah apakah harga BBM akan di-adjust atau tidak. Jadi, yang akan menyerap dampaknya adalah subsidi BBM," ujar Chatib dalam acara Regional Chief Economist Forum di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/12/2023).

Selanjutnya, risiko kedua adalah pengaturan subsidi BBM dapat menyebabkan defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang meningkat.

Chatib bahkan memproyeksikan bahwa penerapan kebijakan subsidi BBM dapat meningkatkan tingkat inflasi sekitar 4 persen.

BACA JUGA:Sri Mulyani: Fragmentasi Geoekonomi, Tantangan Kompleks Bagi Indonesia

Risiko ketiga yang mungkin terjadi adalah kenaikan harga beras. Menurut Chatib, hal ini akan signifikan mempengaruhi masyarakat Indonesia, termasuk dalam distribusi bantuan sosial dari pemerintah.

"Oleh karena itu, BLT (Bantuan Langsung Tunai), bantuan sosial menjadi penting. Dengan subsidi BBM dan terutama bantuan sosial, pengelolaan APBN akan menjadi sangat krusial di sini," tandasnya.

Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza terus bertambah menjadi 17.177 sejak 7 Oktober 2023.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina, Ashraf al-Qudra, mengungkapkan bahwa sekitar 70 persen dari korban tersebut adalah anak-anak dan perempuan.

Sementara itu, 46 ribu orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan intensif Israel di wilayah Palestina yang sedang mengalami blokade.

BACA JUGA:Jusuf Hamka vs Sri Mulyani, Raja Tol Ngopi Bareng Yustinus Prastowo: Jangan Adu Domba Kami

Dilaporkan bahwa setidaknya 290 petugas medis telah tewas, 103 ambulans mengalami kerusakan, dan 160 pusat layanan kesehatan menjadi sasaran dalam serangan Israel. Sebanyak 20 rumah sakit dan 46 pusat perawatan primer juga terpaksa tidak dapat beroperasi.

Kategori :

Terpopuler