Siasat Airlangga Ikut Kembali di Pemilihan Ketum Golkar

Selasa 12-03-2024,15:07 WIB
Editor : Rio Alfin

Seorang politikus Golkar dan kolega Bahlil mengungkapkan bahwa Bahlil telah mendapatkan restu dari Presiden Joko Widodo untuk maju sebagai Ketua Umum Golkar sejak bulan Juli tahun lalu. Setelah mendapatkan restu tersebut, Bahlil diduga terlibat dalam berbagai upaya yang bertujuan untuk menggoyang kepemimpinan Airlangga melalui usulan munaslub Golkar.

Isu mengenai munaslub Partai Golkar telah muncul sejak pertengahan tahun lalu, namun terhenti karena adanya penolakan dari pengurus Golkar di daerah. Mereka memilih untuk fokus pada kemenangan Pemilu 2024.

Namun, di tengah wacana munaslub tersebut, Bahlil Lahadalia memberikan sinyal bahwa ia akan maju sebagai calon Ketua Umum. Ia menegaskan bahwa ia tetap menjadi kader partai beringin dan tidak pernah pindah ke partai lain sejak bergabung pada tahun 2009.

"Saya tidak lagi berada dalam struktur partai, tetapi saya tidak pernah pindah partai," ujar Bahlil pada 25 Juli 2023.

Ridwan Hisjam, anggota Dewan Pakar Partai Golkar, mengatakan bahwa ia telah mendengar informasi bahwa Bahlil didorong untuk maju sebagai Ketua Umum Golkar melalui munas pada tahun ini. Munas Golkar, menurut Ridwan, kemungkinan besar akan dipercepat sebelum masa jabatan Jokowi berakhir pada 20 Oktober mendatang.

"Ini bukan munaslub. Ini adalah periodisasi munas karena sudah memasuki tahun 2024," kata Ridwan, Minggu (3/3/2024) lalu.

Seorang politikus Golkar lainnya mengungkapkan bahwa wacana percepatan munas telah muncul sejak Airlangga gagal menjalankan amanat munaslub Golkar pada tahun 2019. Saat itu, peserta munaslub memberikan amanat kepada Airlangga untuk menjadi calon presiden atau calon wakil presiden dalam Pemilu 2024.

Namun, dalam pemilihan presiden tersebut, Airlangga tidak berhasil merealisasikan amanat tersebut meskipun sempat berupaya melalui Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri dari Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Golkar.

Koalisi tersebut kemudian bubar di tengah jalan. Golkar dan PAN kemudian bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju untuk mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Koalisi ini juga melibatkan Partai Gerindra, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Solidaritas Indonesia, dan Partai Gelora.

Kategori :

Terpopuler