Si Paling Update, Si Paling Anxiety

Selasa 11-04-2023,10:24 WIB
Reporter : Jabbar Baskara
Editor : Jabbar Baskara

"The Real Appocalypse."

"Tapiii, ternyata di thread itu memberikan jalan keluar juga. Katanya kita bisa aman jika memiliki bunker di bawah tanah," lanjut temanku yang membaca thread.

"Eh aku juga pernah baca thread lain yang bilang radiasi nuklir itu bisa juga mematikan semua alat elektronik, listrik, termasuk sampai ke kendaraan bermotor. Kalo nggak ada listrik, artinya nggak ada lampu dan internet. Bumi bisa gelap gulita dan penjarahan sangat mungkin terjadi," timpal teman di sebelahku.

Ia bilang, "Bayangkan kehidupan tanpa listrik, lampu, internet, kendaraan dan smartphone. I hope i’m wrong and i hope this won’t happen, but, at least we could prepare something before it’s too late."

"Apa yang musti kita persiapkan?" tanyaku padanya.

"Yaaa, minimal kita menyiapkan radio communication/walkie talkie jarak jauh, makanan yang expired-nya lama, print di kertas semua hal yang penting catetan, berkas, dll."

"Better punya simpenan Cash. Bank pasti membludak. Dan better punya brankas, berkumpul bersama keluarga, teman-teman terdekat biar lebih aman dan saling melindungi, lilin, kayu, minyak, gas, beras, atau generator listrik," saran temanku yang lain.

Baca Juga: Pemuda Syiah Sampang: Menumpang di Sidoarjo, Melanglang di Jember

Dalam keseruan itu kawanku si gajah tunggal hanya menyimak saja sambil terus menghisap rokoknya dengan teratur, tak sepatah katapun terucap dari bibirnya yang lebar itu.

Ia terlihat tidak tanggap untuk mengikuti obrolan ini karena ya tahu sendiri, main hp-nya saja kurang dari 10 jam malah rata-rata waktu layarnya hanya setengah dari 10 jam itu, bagaimana mau up to date?!

Selera mutakhirnya sama sekali tidak mencuat, datar saja seperti alisnya.

Di saat setelah obrolan waktu itu, pada jam istirahat kantor, saya pernah kembali membuka obrolan soal nuklir.

"Ehh itu sungguhan lho, perang dunia ke tiga di depan mata, dan nuklir!"

"Wahh kamu ini, kita hidup ribuan kilometer dari lokasi perang bahkan ketika ledakan senjata nuklir terjadi pun barang dentumannya saja kita tak mungkin dengar. Dari pada khawatir soal efek perang dan ledakan, mestinya kita lebih khawatir pada efek karsinogenik dari fastfood dan gorengan dapat beli pinggir jalan itu ketimbang radiasi nuklir!" jawabnya.

Lebih dari itu ketidaksadarannya akan bahaya yang mengintainya dari jauh adalah seburuk-buruknya sikap di era canggih seperti ini, hal-hal yang tak mungkin terjadi dalam benaknya bisa saja esok lusa datang ke depan hidungnya. Sedekat itu!

Itu tadi tentang keapatisannya. Saat saya telisik kawan saya satu ini, saya jadi teringat soal alienasi menurut Erich Fromm yang pernah saya baca selewat sewaktu kuliah.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler