BRIN Dukung Prabowo-Gibran Lanjutkan Hilirisasi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

BRIN Dukung Prabowo-Gibran Lanjutkan Hilirisasi untuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

Prabowo-Gibran didokan kemenangan dalam istighosah dan doa bersama oleh dua ulama muda kharismatik Jatim.--Foto: istimewa

SIASAT.CO.ID - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, atau Prabowo-Gibran, menegaskan komitmennya dalam melanjutkan program hilirisasi yang menjadi kebanggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Rencananya, langkah ini akan diimplementasikan melalui 8 Misi Asta Cita dalam rangka kepemimpinan Indonesia 2024-2029. Fokus utama terletak pada poin ke-5, yaitu meneruskan hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Ada 21 komoditas yang akan menjadi pusat perhatian dalam upaya hilirisasi tersebut.

Peneliti dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syafuan Rozi, memberikan dukungan kuat terhadap program Prabowo-Gibran dalam melanjutkan langkah hilirisasi. Ia menekankan pentingnya hilirisasi dalam konteks kedaulatan dan ketahanan nasional, mengidentifikasikannya sebagai instrumen krusial dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

“Hilirisasi itu terkait dengan isu ketahanan, kecukupan dan kedaulatan. Nah kalau kita bisa melakukan hilirisasi dengan baik itu artinya kita naik kelas dari kecukupan ketahanan sampai kedaulatan energi, pangan dan seterusnya,” ujar Rozi dalam keterangannya, Minggu (26/11/2023).

“Jadi itu penting betul untuk seorang calon presiden melanjutkan apa yang dilakukan oleh presiden sebelumnya dalam hal hilirisasi,” imbuhnya.

BACA JUGA:Prabowo Komitmen Tekan Impor dan Dorong Energi Baru untuk Wujudkan Swasembada Energi

Rozi mengatakan sudah saatnya Indonesia secara serius dan berkelanjutan mengelola sumber daya alamnya sendiri dari hulu ke hilir untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Tahap menuju Indonesia emas itu kalau dalam teori tahap perkembangan politik Organski disebut melampaui tahap modifikasi nasional dan menuju tahap pra industri yakni menuju masyarakat yang membangun politik kesejahteraannya sendiri,” ungkapnya.

Lanjut Rozi menyampaikan meskipun ada potensi gugatan dari Eropa atau negara lainnya yang merasa terganggu dengan program hilirisasi seperti yang terjadi pada pelarangan ekspor biji nikel demi hilirisasi hal itu merupakan wajar, sebab negara tersebut membutuhkan bahan mentah dari Indonesia.

Namun, menurut Rozi Prabowo tidak akan gentar dengan ancaman atau potensi gugatan yang akan dilayangkan oleh negara lain.

“Nah dalam kontes globalisasi orang yang marah dirugikan itu wajar saja, lama-lama juga mereka akan membangun keseimbangan baru dengan posisi kita, posisi Indonesia yang memang ingin berdaulat punya ketahanan atau kecukupan bahan tambang, energi dan perkebunan dan seterusnya,” ucapnya.

BACA JUGA:Prabowo Komitmen Tekan Impor dan Dorong Energi Baru untuk Wujudkan Swasembada Energi

Lebih lanjut Rozi menjelaskan jika negara lain membutuhkan sumber bahan mentah dari Indonesia sebaiknya mau menanamkan investasinya dengan merelokasi pabrik yang ada di luar negeri pindah ke tanah air.

“Sebenarnya kerja samanya ini bisa kalau memang selama ini pihak asing mendapatkan keuntungan dengan ekspor bahan mentah itu, kita juga ingin Indonesia berdaulat untuk itu bisa juga menjadi mitra mereka, bukan hanya pemasok bahan mentah tetapi juga ingin ada industri yang lebih mapan yang lebih maju di Indonesia,” jelas Rozi.

Sumber: