Produksi Beras di Kabupaten Lebak Tembus 320.621 Ton, Surplus 189.503 Ton

Produksi Beras di Kabupaten Lebak Tembus 320.621 Ton, Surplus 189.503 Ton

Masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang membawa padi hasil panenan yang akan disimpan dalam leuit saat tradisi Seren Taun di Desa Cisungsang, Lebak, Banten, Minggu (27/8/2023)--Foto: Antara

SIASAT.CO.ID - Produksi beras di Kabupaten Lebak pada 2023 berhasil mencapai 320.621 ton. Panen tersebut dilakukan di lahan seluas 112.119 hektare yang tersebar di 28 kecamatan di daerah tersebut.

Menurut Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, dari produksi beras sebanyak 320.621 ton tersebut, dipastikan terjadi surplus sebesar 189.503 ton.

Jumlah ini lebih dari cukup untuk memenuhi konsumsi penduduk Kabupaten Lebak yang mencapai 1,4 juta jiwa.

Meskipun Kabupaten Lebak mengalami kemarau panjang dari bulan Juli hingga November 2023, produksi beras di daerah ini tetap relatif baik.

Hal ini berkat upaya petani yang tetap melakukan gerakan tanam dengan menggunakan pompanisasi untuk pengairan.

BACA JUGA:Panen Durian di Lebak Mundur ke 2024 karena Kemarau Panjang

Dengan demikian, kemarau panjang tidak berdampak signifikan terhadap terjadinya puso atau gagal panen.

Dengan produksi beras sebanyak 320.621 ton dan jumlah penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa, Kabupaten Lebak memiliki surplus beras selama 15 bulan ke depan, yaitu sebesar 189.503 ton.

Selama ini, kebutuhan konsumsi beras untuk masyarakat Kabupaten Lebak rata-rata mencapai 143.038 ton per tahun atau sekitar 21.920 ton per bulan.

Dengan penyerapan konsumsi beras sebanyak 113.118 ton pada tahun 2023, maka jika diakumulasikan dengan produksi beras sebesar 320.621 ton, terjadi surplus sebesar 189.530 ton.

"Kami menjamin produksi beras di sini relatif aman dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat," kata Deni.

Di sisi lain, H Baden, seorang pedagang beras di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak, mengungkapkan bahwa hingga saat ini ia masih memasok beras medium dari hasil panen petani lokal.

Harga beras tersebut relatif terjangkau bagi masyarakat desa, yaitu berkisar antara Rp8000 hingga Rp9000 per liter. H Baden mengatakan bahwa ia menerima pasokan beras dari petani lokal sebanyak rata-rata 30 ton per bulan.

Sumber: