Ganjar dan Anies Ragukan Hasil Quick Count, Pengamat: Tak Ada yang Senang Kalah

Senin 19-02-2024,19:45 WIB
Reporter : Jabbar Baskara
Editor : Bustamil Arifin

SIASAT.CO.ID - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, angkat bicara terkait keraguan yang diungkapkan oleh capres nomor urut 01 dan 03, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, terhadap hasil quick count Pilpres 2024.

Hal ini muncul setelah quick count dari berbagai lembaga survei menunjukkan kemenangan satu putaran untuk pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Pangi menjelaskan bahwa reaksi seperti ini adalah hal yang normal. Sejarah menunjukkan bahwa pihak yang kalah dalam quick count jarang merasa senang atau dengan mudah mengakui kekalahannya.

"Misalnya, Ganjar saat menang Pilkada 2013 dan 2018 mengakui, Anies juga demikian, setiap politisi begitu, jika menang pilkada seperti waktu itu kan yang quick count Voxpol Pilkada DKI 2017, Charta Politika dan Indo Barometer di beberapa TV nasional," ungkap Pangi pada Senin (19/2/2024).

"Jadi, memang begitulah. Quick count ini tidak bisa menyenangkan bagi yang kalah, biasanya menyenangkan yang menang," tambahnya.

BACA JUGA:Komunitas Peluru Tak Terkendali Kawal Kemenangan Ganjar-Mahfud di Bogor

Pangi menegaskan bahwa hasil quick count tidak bisa dimanipulasi dan tidak bisa digunakan untuk menggiring opini publik. Metodologi, sampling, dan aspek lainnya dalam quick count sangat ketat dan ilmiah.

Menurut Pangi, hasil quick count dapat dipertanggungjawabkan baik secara etik maupun ilmiah jika ada pihak yang meragukan atau merasa dirugikan dengan hasil quick count.

“Begini, quick count itu kan empirik objektif, artinya apa yang dilihat di C1 plano itu yang dilaporkan tidak bisa ngarang-ngarang, bukan asumsi, bukan opini, tapi itu adalah hasil dari data yang disalin bukan omongan orang, kan tertulis, itu dipindahkan ke data kita semuanya yang TPS terpilih,” paparnya.

Dijelaskan Pangi, lembaga survei tidak akan mungkin bermain dengan data karena sudah sesuai dengan metodologi yang baku, termasuk pemilihan sampling. 

"Semua TPS yang dijadikan sampling punya potensi untuk terpilih sebagai sampel, yang disebut sebagai probability sampling, begitu,” imbuhnya.

BACA JUGA:Meriahnya Kampanye Terakhir Anies, Prabowo, dan Ganjar

Lanjut Pangi menyampaikan, pengambilan sampel juga dilakukan oleh seorang yang ahli, sampel sudah ditentukan sebelum pencoblosan berlangsung. Hal itu ditegaskan Pangi untuk menepis sangkaan sampel quick count hanya di TPS di mana Prabowo-Gibran yang menang.

“Kan ada juga asumsi atau opini itu kita ngambil sampel-sampel yang Prabowo menang, kan ngawur. Padahal sampling itu sudah disiapkan sebelum petugas quick count itu turun di lapangan,” tegasnya.

Lebih lanjut Pangi mengatakan, quick count berupaya untuk menjaga data secara cepat dan akurat, sementara terkait adanya kecurangan atau tidak itu tidak dapat ditangkap oleh quick count.

Kategori :

Terpopuler