Netanyahu Rencanakan Demiliterisasi Total dan Reformasi di Gaza

Netanyahu Rencanakan Demiliterisasi Total dan Reformasi di Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu saat konferensi pers di Yerusalem, Israel, Rabu (11/1/2023).--Foto: Bloomberg

SIASAT.CO.ID - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan rencana masa depan untuk Gaza setelah berhasil mengalahkan kelompok pejuang Hamas di Jalur Gaza, Palestina. Rencana tersebut mencakup demiliterisasi total wilayah Gaza, perubahan perbatasan selatan dengan Mesir, serta reformasi administrasi sipil dan sistem pendidikan Gaza.

Netanyahu mengungkapkan rencana ini kepada anggota kabinet keamanan Israel pada Kamis malam, seperti dilansir oleh CNN pada Minggu (25/2/2024).

Pengumuman ini bertujuan sebagai diskusi dasar, sebagai persiapan untuk pembahasan lebih lanjut, dan dilakukan setelah Netanyahu menghadapi kritik karena tidak memiliki rencana konkret setelah perang di Gaza.

Rencana ini muncul setelah Israel mengirim tim perunding ke Paris pada hari Jumat, yang dipimpin oleh Direktur Mossad David Barnea, untuk membahas gencatan senjata dan kesepakatan pelepasan sandera yang dapat mengakhiri perang yang telah berlangsung selama empat bulan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 29.000 orang tewas di Gaza sejak perang dimulai. Namun, pemerintah Israel mengatakan bahwa 1.200 orang tewas dalam serangan yang dilakukan oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober.

BACA JUGA:Israel Telah Hancurkan 1000 Mesjid Selama Perang di Gaza

Dalam dokumen yang diungkapkan, terdapat prinsip-prinsip yang berbeda, mulai dari perubahan di tingkat keamanan dan sipil hingga rencana pemerintah jangka panjang untuk wilayah Gaza.

Salah satu poin penting dalam rencana keamanan adalah penutupan perbatasan selatan Gaza dengan Mesir. Hal ini bertujuan agar Israel memiliki kendali penuh atas semua orang yang masuk dan keluar dari Gaza. Saat ini, Mesir mengontrol akses ke dan dari perbatasan selatan Gaza melalui penyeberangan Rafah.

Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan bekerja sama dengan Mesir semaksimal mungkin, dengan dukungan dari Amerika Serikat. Meskipun belum jelas apakah Israel telah mendapatkan persetujuan dari Mesir terkait rencana ini, seorang pejabat Israel mengatakan bahwa rencana tersebut "selaras" dengan keinginan AS.

Amerika Serikat sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi yang menentang usulan tersebut. Seperti yang telah diungkapkan Netanyahu sebelumnya, rencana ini juga menyatakan bahwa Israel akan memiliki kendali keamanan atas seluruh wilayah barat Yordania, termasuk Tepi Barat, Israel, dan Gaza.

Selama bertahun-tahun, Palestina telah menginginkan negara merdeka di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza. Namun, rencana ini menegaskan bahwa Israel akan bertanggung jawab untuk membangun dan mengawasi demiliterisasi Jalur Gaza, kecuali untuk keperluan urusan umum.

BACA JUGA:Lebih dari 90 Ribu Orang Tewas, Terluka, hingga Hilang di Gaza

Netanyahu juga menjelaskan bahwa rencana ini akan melibatkan perombakan administrasi sipil dan sistem pendidikan di Gaza. Salah satu langkah yang diambil adalah menghentikan pendanaan Qatar ke Gaza yang telah disetujui dan difasilitasi oleh pemerintahan Netanyahu sebelumnya.

Dalam rencana ini, lembaga lokal yang mengelola layanan sipil tidak akan teridentifikasi sebagai negara atau badan yang mendukung terorisme dan tidak akan menerima pembayaran dari mereka.

Sumber: