Perjuangan Pria Obesitas dengan Berat Badan 200 Kg di Kabupaten Tangerang

Perjuangan Pria Obesitas dengan Berat Badan 200 Kg di Kabupaten Tangerang

Seorang pria warga Perumahan Kirana Surya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten mengalami obesitas.--Foto: BeritaSatu.com/Wawan Kurniawa

SIASAT.CO.ID - Seorang pria yang tinggal di perumahan Kirana Surya, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, menghadapi masalah obesitas yang serius. Engki, demikian nama pria tersebut, memiliki berat badan mencapai 200 kilogram.

Untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang memutuskan untuk membawa Engki ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta.

Kedua kakinya mengalami pembengkakan yang terus berlanjut, sehingga membutuhkan perhatian medis yang serius.

Tumino, Ketua RW 11 di perumahan Kirana Surya, menjelaskan bahwa tanda-tanda obesitas pada Engki sudah mulai terlihat sejak dia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama pada tahun 2017.

"Berat badan Engki sekitar 200 kilogram, dan sejak SMP, sudah terlihat bahwa tubuhnya sangat berlebihan dan terlihat kegemukan," ujarnya, dikutip dari Beritasatu, Senin (8/1/2024).

BACA JUGA:Ahmad Suryadi: Diskominfo Kabupaten Tangerang Akan Pertahankan Predikat Informatif di 2024

Namun, dalam dua tahun terakhir, tubuh Engki semakin membesar. Kedua kakinya mengalami pembengkakan yang membuatnya kesulitan untuk beraktivitas.

Tumino menyebutkan bahwa salah satu faktor penyebabnya adalah pola makan Engki yang tidak terkontrol. Engki suka minuman manis dan makan malam secara berlebihan, yang menyebabkan peningkatan berat badannya hingga saat ini.

Sebelumnya, Engki juga pernah dirawat di RSCM pada tahun 2022 untuk mendapatkan perawatan medis. Pada saat itu, Engki harus menjalani 10 kali operasi.

"Engki sempat dirawat di RSCM dan disarankan untuk menjalani 10 kali operasi, tetapi dia merasa bosan dan lelah karena harus tinggal di sana dan menjalani operasi sebanyak itu. Selain itu, dia adalah tulang punggung keluarga. Maka, ketika dia diajak kembali ke sana, dia menolak," jelas Tumino.

Tumino melanjutkan bahwa Engki bekerja di sebuah koperasi dan menjadi tulang punggung keluarga sejak ayahnya meninggal pada tahun 2019. Saat ini, Engki tinggal bersama ibunya di rumah.

BACA JUGA:Pemkab Tangerang Dorong Transparansi Lewat Informasi Program Prioritas

"Engki memiliki seorang kakak perempuan yang sudah memiliki keluarga sendiri. Saat ini, Engki tinggal bersama ibunya, dan Engki yang bertanggung jawab dalam membiayai kebutuhan sehari-hari," tambahnya.

Sumber: